Lihat ke Halaman Asli

Revolusi Industri 4.0 di Masa Pandemi, Apa Solusi Pemerintah?

Diperbarui: 17 Juni 2021   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto : www.majalahict.com


Era digitalisasi memudahkan masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas baik dalam hubungan informasi dan telekomunikasi maupun pertukaran kebudayaan. Kini memasuki era yang lebih luas lagi dengan keterhubungan dan keterbukaan informasi yang lebih komprehensif telah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi keberbagai penjuru dunia.

Dampak dari derasnya informasi inipun tak dapat membendung perubahan kebudayaan masyarakat Indonesia. Adat  istiadat yang menjadi alat kontrol masyarakat terkelupas digantikan pengetahuan baru yang dianggap rasional, maju serta modern ketimbang mempertahankan tradisi warisan kebudayaan bangsa yang dianggap lama dan terbelakang.

Lompatan ini membuka babak baru munculnya teknologi canggih, meliputi kecerdasan buatan robotis, teknologi nano, bio teknologi, teknologi komputer kuantum, blockchain, teknologi berbasis internet dan printer 3 digital. Hal ini menjadi tren di pasar internasional dalam memproduksi teknologi robbotis serba internet  dalam memasarkan produk - produk industrialisasi di pasaran global.

Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan langkah untuk membuka babak baru revolusi Industri 4.0 di Indonesia. Presiden Joko Widodo dalam kempanyenya telah menggalakan industri 4.0 sebagai lompatan baru membawa kemajuan di Indonesia.

foto : nasional.kompas.com

Berbagai program pembukaan Jaringan optik Internet kapasitas 4G di seluruh Indonesia termasuk di dua provinsi paling Timur Indonesia  ini. Sebagian kota - kota besar di provinsi Papua dan Papua Barat telah tersambung jaringan Internet untuk memudahkan masyarakat melakukan berbagai aktivitas sosial, ekonomi melalui digital marketing tetapi juga jejaring pertukaran informasi bagi masyarakat. Sementara di Kampung -kampung, jejaring internet belum memadai untuk memudahkan masyarakat melakukan akses informasi telekomunikasi.

Hal ini menjadi salah satu masalah serius ketika pemerintah menetapkan kebijakan serba daring (dalam jaringan) di masa Pandemi Covid 19, baik sekolah online, pertemuan online, penjulanonline maupun berbagai layanan sosial lainnya yang membutuhkan jaringan internet.

Kini memasuki era dimana, keterhubungan seluruh entitas secara simultan, saling terintegrasi, berkomunikasi secara real time menggunakan teknologi digital, Internet yang terintegrasi secara komprehensif dalam kegiatan sosial ekonomi.

Dengan demikian, pada fase revolusi industri 4.0 merupakan suatu lompatan kemajuan dibidang teknologi IT, Robbotis, kecerdasan buatan maupun berbagai penemuan - penemuan mutakhir yang terintegrasi dengan aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.

Pada era revolusi industri 4.0 telah melahirkan aktivitas produksi dan distribusi ekonomi melewati sekat - sekat kenegaraan/kewilayahaan. Penemuan - penemuan mutakhir di sistem Teknologi Internet dan Intelegency Artifisial (IA) mendorong/memudahkan masyarakat untuk melakukan aktivitas penjualan yang terintegrasi melalui sistem Internet.

Alih - alih mengingatkan Pemerintah untuk segera mengambil langkah menyikapi era 4.0 dengan meningkatkan sumber daya manusia agar masyarakat tidak terhempas dari kemajuan teknologi Informasi melainkan memiliki daya dan skill untuk mengisi pangsa pasar global.Karena itu, melalui berbagai kebijakan yang di genjot pemerintahan Joko Widodo dimaksudkan untuk memperkenalkan sekaligus membuka wawasan Indonesia baru dalam wajah era revolusi Industri 4.0 agar Indonesia mampu bersaing dengan negara - negara asing dan masuk nominasi 10 besar di Tahun 2030 melalui peningkatan angka ekspor  dan peningkatan produktivitas berbasis teknologi dan inovasi.

foto: kompas.com

Selain kebijakan negara dalam mempersiapkan masyarakat mengantisipasi hantaman globalisasi melalui teknologi komunikasi serba cepat, kebijakan Indonesia Making juga sebagai salah satu road map bagi pemerintah untuk membangun masyarakat Indonesia dalam menghadapi pasar global, sekaligus mendorog pertumbuhan secara inklusif diberbagai sektor termasuk pertumbuhan yang juga melibatkan seluruh lapisan ekonomi masyarakat, baik perusahaan besar, pelaku UMKM  agar bisa menguasi sistem teknologi.

Masalah Pandemi Covid 19 inipun telah berdampak langsung pada berbagai kegiatan sosial ekonomi di Indonesia. Timbul pemahaman solutif dari penulis untuk menggaungkan dua pertanyaan sederhana dalam memahami dinamika perubahan sosial dan tantangan anak bangsa di era  4.0 revolusi industri di  masa pandemi covid 19.

Pertama, seperti apa dinamika yang terjadi di era revolusi industri 4.0 pasca pandemi Covid 19 mulai menyerang Bumi Pertiwi, dan bagaimana solusi alternatif dalam menjawab tantangan dan masalah yang dilakukan oleh masyarakat dalam menjawab tuntutan sosial ekonomi.

foto : setkab.go.id

Namun sejumlah Pakar epidemilogi membantah bahwa masuknya virus Covid 19 di Indonesia sudah pada Januari 2020."Sejak awal Januari kemungkinan besar virus (SARS-CoV-2) itu sudah masuk di Indonesia. Dia menjelaskan identifikasi dua kasus pertama adalah transmisi lokal dan bukanlah kasus impor,"Kata Pakar Epidemiologi yang dikuti dari laman Kompas.com terbitan 11 Maret 2020.

Walaupun demikian tak lama berselang, Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBS) di Indonesia melalui PP nomor 21 tahun 2020 tentang pembatasan sosial berskala besar dalam rangka percepatan penangananCorona Virus disease 2019 (Covid 19), termasuk membatasi masuknya orang Asing ke Indonesia melalui Peraturan Menkumham nomor 11 Tahun 2020 tentang pelarangan sementara orang Asing masuk di wilayah Indonesia.

Pemerintah juga menetapkan Keppres nomor 7 tahun 2020 tentang Satuan Gugus Tugas percepatan penanganan penyakit Virus Covid 19. Keppres nomor 7 tahun 2020 telah diubah menjadi Keppres nomor 9 tahun 2020 tentang perubahan atas Keppres nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan PenangananCovid 19 yang ditetapkan pada tanggal 20 Maret 2020.

Melalui Keppres tersebut, Pemerintah daerah dari 34 Provinsi di Indonesia membentuk Gugus Tugas di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota melibatkan semua unsur Forkopimda dalam melakukan pengendalian dan pencegahan Covid 19 di daerah, termasuk di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Sejumlah langkah - langkah pembatasan sosial berskala besar dilakukan, pembatasan arus transportasi Pesawat Terbang, Kapal dan sejumlah akses transportasi darat. Pemerintah juga membatasi akses perbelanjaan di Supermarket, Mall dan pertemuan - pertemuan berskala besar, bahkan Pelaksanaan peribadatan di rumah ibadahpun di batas jumlah jemaah (jemaat) atau anggota agamanya.

foto : kompas.com

Tak hanya itu, Pemerintah melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara mengeluarkan Surat Edaran nomor 19 tahun 2020 pada Maret 2020 tentang Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dari Rumah Tempat Tinggal (WorkFromHome). Hasil kepala Daerah di tingkat Provinsi menindaklanjuti Surat Edaran MenPan RB dengan menerbitkan edaran sistem kerja dari rumah sesuai dengan kondisi daerah.

Atas Surat SKB tersebut, sekolah - sekolah baik Paud, SD, SMP/Madrasah, SMA/SMK dan Sekolah Tinggi (Universitas) dilarang melakukan pertemuan tatap muka. Sistem pembelajaran dianjurkan menggunakan sistem online (daring).

Sejumlah kebijakan itu sebagai langkah menekan lajunya perkembangan dan penularan Covid 19 juga sebagai langkah memutus Covid 19 dari masyarakat Indonesia. Sejumlah Kampanye penerapan prokesCovid 19 dilakukan, mulai dari penerapan jaga jarak (sosial Distancing), Pakai Masker hingga cuci tangan digencarkan oleh stekholder di berbagai jajaran pemerintahan.

Disisi lain, pasien sembuh di Indonesia selisih tipis dengan jumlah kasus yang dinyatakan positif. Data Gugus Tugas memperlihatkan sebanyak 4.953 pasien sembuh per 24 april 2021. Dengan demikian, secara Nasional Kasus kesebuhan berjumlah 1.492.322 orang. Namun tak dapat dihindari, Virus SARS-CoV-19 ini telah merengut 44 ribu nyawa Manusia sejakpandemi mulai menyerang Indonesia pada 2 Maret 2020 silam.

Pemerintah tak menyerah melawan Pandemi Covid 19, berbagai langkah dilakukan guna menghindari korban berjatuhan secara masal dan menjaga stabilitas ekonomi dan kesehatan masyarakat tetap aman dan terkendali.

Hal hasil pemerintah melarang berbagai aktivitas sosial ekonomi yang memicu pertemuan massa. Pembatasan tersebut, berdampak pada semua sektor, ekonomi ambruk di daerah - daerah, sistem pendidikan berjalan tidak efektif dan sejumlah kegiatan - kegiatan usaha tidak berjalan efektif saat wabah menyerang tanah air.

Di saat yang sama, diera revolusi Industri 4.0 menjadi salah satu alternatif yang musti dilakukan untuk menghindari pertemuan secara langsung, yang melibatkan pertemuan FacetoFace. Kebijakan pertemuan online diterapkan pemeritah, mulai dari sekolah online, ibadah online, belanja online hingga sistem pelaporan e-bajeting dan e-goverment dilakukan untuk menjamin layanan penyelenggaran pemerintahan tetap eksis di masa pandemi Covid 19

Di masa Pandemi ini telah mendorong masyarakat untuk beradaptasi dengan dunia Internet  sebagai salah satu alternatif dalam menjawab tuntutan sosial ekonomi. Masyarakat Indonesia dengan sendirinya telah beradaptasi dengan dunia tanpa sekat, era 4.0 yang menghubungkan berbagai kegiatan sosial ekonomi melalui jaringan Internet.Hanya saja banyak permasalahan krusial dan tantangan bangsa ini yang harus diperhatikan.

Hingga kini, pemerintah tak pernah menyerah melawan Pandemi Covid 19. Presiden Jokowi melalui Menteri Kesehatan telah memesan jutaan Vaksin Sinovac dan berbagai merek lainnya untuk melakukan vaksinasi kepada masyarakat Indonesia.Memasuki medio April 2021, pemerintah mengumumkan sebanyak 12,7 juta Warga Indonesia dari total 250 juta yang telah divaksinasi. Angka tersebut meliputi tenaga Medis, TNI/POLRI, ASN dan masyarakat. Langkah Ini diharapkan dapat mencegah penularan Covid 19 juga sebagai imun bagi tubuh melawan serangan Covid 19.

Kini anak bangsa diperhadapkan dengan kemajuan mutakhir dan tantangan pembangunan yang cukup serius. Era 4.0 merupakan milenium baru keterbukaan informasi dan perdagangan dunia yang mengantar arus barang dan jasa ke seluruh penjuru dunia.

Kota - kota besar di Indonesia, dijumpai beragam manusia dari jenis warna kulit dan bahasa yang berbeda berkeja dalam suatu perusahan tertentu. Sebut saja,di beberapa konter - konter Handphone di Kota Manokwari Ibu Kota Provinsi Papua Barat, dapat dijumpai beberapa seller berkomunikasi menggunakan bahasa mandarin.Tak hanya itu, di kota - kota Parawisata telah dijumpai berbagai tenaga kerja dari berbagai penjuru Dunia. Kompleksitas ini menjadi tantangan baru bagi anak bangsa jika tak disikapi secara serius.

Sebab revolusi industri 4.0 merupakan kombinasi dari komputasi awan atau cloud computing dengan mobile internet di mana ratusan juta smartphone berkomunikasi dengan platform-platform  komputasi di cloud atau di awan. ratusan juta smartphone setiap harinya menyumbangkan sebuah data ke platform, seperticontohnya Google, Facebook, Amazon, Alibaba, Tencent maa terjadilahsebuah fenomena yang kita namakan big data. Kemudian artificialintelligence, memunculkan suatu Software-software baru yang data mencermati korelasi-korelasi di dalam big data dan mencermati pola-pola statistik di dalam big data.

foto: idn.com

Disisi lain, sistem Internet ofThing atau (IoT)dimana bukan hanya smartphone yang ter-connect ke internet tetapi benda-benda di sekeliling kita pun semakin banyak yang ter-connect ke internet. Teknologi-teknologi ini, cloudcomputing, mobile internet dan mesin cerdas (artificialintelligence), kemudian digabung menjadi generasi baru robotik, seperti pesawat drone, autonomousvehicle atau kendaraan autonom yang bisa mengendarai diri sendiri tanpa manusia. Dan di sektor manufaktur, gabungan teknologi-teknologi ini juga mewujudkan antara lain 3D printing, robot akan membangun rumah dalam waktu singkat dan biayanyapun akan sangat murah.

Tantangan kecanggihan teknologi digital diatas mejadi piranti elektronik yang harus dikuasai anak bangsa dalam mengenyam pendidikan di Tanah Air. Penguasaan Teknologi dan Informatika (IPTEK) menjadi salah satu pontvieuw yang harus dipikirkan para pemimpin Bangsa.

Diera pasar global serba canggih ini menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas sebagian besar belum mengenyam pendidikan Tinggi. Angka putus sekolah nyaris tak terbendung berdampak pula kepada jumlah tenaga berkompetensi (Skill) di Indonesia.

Dampak kemajuan mutakhir dari interkoneksi global era Revolusi Industri 4.0 diragukan oleh banyak pihak sebagai salah satu tantangan dan juga ancaman yang akan menciptakan pengangguran di masyarakat. Lembaga Riset McKinsey Global Institute memprediksi revolusi industri 4.0 sejak 2017 hingga 2030 akan menghilangkan delapan ratus juta di seluruh Dunia.

Hal itu, merupakan dampak langsung dari peran robbot menggantikan peran manusia dalamperusahan - perusahan di dunia. Penggunaan robot dilengkapi kecerdasan buatan (IA) akan mengambil peran manusia di pabrik - pabrik, mengirit biaya produksi dan menghindari Human Eror dalam produksi masal serba cepat dan efisien.

Disisi lain, dibukanya balai latihan kerja bagi anak Bangsa untuk memberikan pelatihan dan kursus kerja guna memiliki ketrampilan tertentu dalam menjawab tuntutan Pasar. Misalnya, jika dibuka balai latihan kerja dibidang Digital Marketing akan memberikan peluang kepada anak Bangsa untuk ikut berpartisipasi dalam penjualan online.

Jadi, tantangan era 4.0 menjadi peluang anak Bangsa untuk memasarkan sejumlah produk unggulan Negeri Indonesia di pasarkan di pasar global. Apalagi negeri ini kaya akan beragam sumberdaya, baik SDAnya maupun kaya akan budayanya menjadi daya tarik mancanegara. Namun jika peluang ini tidak didukung oleh Pemerintah untuk membuka ruang dan peluang bagi anak bangsa, akan berdampak pada ketertinggalan dan kemiskinan  di negeri ini. (ayu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline