Selasa 13/07/2022 , setelah sebelumnya sudah mengunjungi punden yang berada di Gunung Petung, Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang kembali mengunjungi punden.
Namun kali ini Mahasiswa KKN Universitas Negeri malang menyambangi punden yang bernama Gunung Jati. Punden Gunung Jati ini berlokasi di Jalan Talok Rembun RT 2 RW 1, akses menuju punden ini cukup mudah. Di sekeliling jalan menuju punden terdapat tanaman tebu yang cukup lebat sehingga seperti diapit oleh hutan rimba.
Dalam perjalanannya mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang ditemani oleh salah satu warga Desa Talok, sekaligus pemilik hunian yang kini ditinggali oleh mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang yaitu yang akrab disapa Bapak Lende.
Punden ini terletak di puncak dengan anak tangga yang melingkar, yang di atasnya terdapat 2 makam yaitu makam Pangeran Dipoyono dan makam Pangeran Branjangan. Sekilas dilihat Punden Gunung Jati ini bukan seperti makam pada umumnya, jika umumnya makam terkesan ngeri dan seram.
Punden Gunung Jati justru sebaliknya, punden ini terlihat sangat indah, sejuk dan terkesan mewah. Di Punden Gunung Jati ini juga terdapat bangunan seperti pendopo yang digunakan peziarah untuk duduk santai sekaligus mengamati pemandangan di sekeliling punden.
Dikatakan bangunan mirip Pendopo ini sering digunakan untuk tempat doa bersama pada acara-acara tertentu. Bangunan Punden Gunung Jati ini terlihat sangat mencolok dengan sekeliling yang dipenuhi area persawahan, perkebunan dan hutan.
Menurut Pak Lende salah satu warga Desa Talok yang ikut mengantarkan mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang mengatakan bahwa makam-makan yang ada di Punden Gunung Jati merupakan makam orang-orang penting yang dahulu pernah tinggal di Desa Talok, Pangeran Dipoyono dan Pangeran Branjangan merupakan tokoh besar yang berasal dari daerah Mataram .
Daerah di sekitar dinamakan Mentaraman, hal ini dikarenakan wilayah Mentaraman dahulu digunakan bermukim untuk para prajurit dari daerah Mataram.
Di dalam Punden Gunung Jati, Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang berdoa bersama mengirimkan surah Al-fatihah lalu bercengkrama bersama. Bangunan yang indah dengan angin semilir membuat betah para peziarah untuk berlama-lama di sana. Kesan angker dan menakutkan sama sekali tidak dirasakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H