Lihat ke Halaman Asli

Tradisi Mandoa di Sumatera Barat

Diperbarui: 6 Mei 2021   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tradisi mandoa merupakan bentuk akulturasi kebudayaan islam dengan kebiasaan yang ada pada dahulunya atau tradisi sebelum masuknya islam di Minangkabau. Disini dilihat dari kepercayaan masyarakat Minangkabau melakukan ritual mandoa pada hari-hari tertentu yaitu pada hari ketiga, ketujuh, empat belas, empat puluh dan seratus hari yang mirip dengan ajaran agama Hindu. Walaupun banyak perdebatan ulama tentang ritual pada hari-hari tersebut, dalam kenyataan tradisi ini masih bertahan dan ada juga di beberapa tempat telah berubah dan hilang karena masuknya pemikiran-pemikiran baru.

Pada daerah Solok, Sumatera Barat, para warga menggelar tradisi mandoa selepas Shalat Idul Fitri sebagai bentuk ucapan rasa syukur setelah sebulan penuh berpuasa dan untuk mendoakan para arwah leluhur, serta keselamatan keluarga di rantau yang tidak mudik. Ketua Bidang Adat dan Budaya Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Solok Selatan, Sudirman Datuk Pagaruyung di Padang Aro, Rabu, menyebutkan tradisi mandoa lestari hingga kini. Ia menjelaskan, mandoa mirip dengan kendur yang merupakan bentuk rasa syukur masyarakat setelah selama sebulan menjalankan ibadah puasa.

Pelaksanaan mandoa dilaksanakan sesudah Shalat Idul Fitri. Biasanya tuan rumah menyiapkan makanan lengkap, seperti nasi, lauk pauk, kue lebaran, rendang atau opor ayam sebagai menu wajib. Yang turut mengikuti tradisi mandoa adalah tetangga rumah, mereka melaksanakan tradisi mandoa secara bergantian dari rumah ke rumah. Tradisi mandoa ini biasanya diawali oleh para kaum laki-laki, dan dilanjutkan oleh kaum perempuan.

Selain sebagai bentuk rasa syukur, tradisi mandoa juga difungsikan sebagai sarana demi memperkuat silaturahim antar tetangga dan saling maaf memaafkan (Ketua Bidang Adat dan Budaya Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Solok Selatan, Sudirman Datuk Pagaruyung di Padang).

Bagi warga sendiri, akan menjadi suatu kebanggan apabila menjadi orang pertama yang menggelar mandoa seusai Shalat Id. Selain ketika Idul Fitri, mandoa juga dilaksanakan pada hari besar islam lainnya, seperti Idul Adha, Maulid Nabi Muhammad SAW, dan penyambutan bulan Ramadhan.

Menurut salah satu warga Nagari Pasir Talang yaitu bapak Yursal (50), kampung tempat ia berada melaksanakan mandoa Idul Fitri setiap tahun, dan dalam tradisi mandoa ini mereka melibatkan anak-anak agar tradisi mandoa ini tidak hilang oleh perkembangan zaman. Berdasarkan pengalaman beliau di daerahnya, tradisi mandoa biasanya diikuti oleh enam hingga tujuh kepala keluarga dan penggelaran mandoa ini dilakukan secara bergantian dari satu rumah ke rumah lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline