Lihat ke Halaman Asli

Dyah Pratiwi

Guru Kelas

Lingkungan yang Diperkaya Meningkatkan Pertumbuhan Otak Lohhhh....

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Benarkah lingkungan yang diperkaya dapat meningkatkan pertumbuhan otak?

Bukti bahwa lingkungan yang diperkaya dapat meningkatkan pertumbuhan otak didukung oleh penelitian baru yang inovatif di University of California, Berkeley yang pertama dilakukan oleh Mariond Diamond, Ph.D., dan penelitian terpisah yang dilakukan peneliti dari University of Illinois William Greenough, Ph.D., (Greenough dan Anderson, 1991). Berdasarkan studi-studi yang menjadi pioner ini, dan berbagai studi yang mengikutinya, kini kita tahu bahwa otak manusia sebenarnya mempertahankan platisitas yang menakjubkan sepanjang hidup. Kita memang dapat menumbuhkan koneksi-koneksi neural baru dengan stimulasi, sekalipun ketika kita sudah dewasa. Fakta ini berarti hampir semua pembelajar dapat meningkatkan inteligensia mereka, tanpa batas, meggunakn pengayaan yang sesuai.

Otak kita mengubah dirinya dalam beberapa cara. Yang pertama, dorongan dari dalam, atau dikenal juga sebagai genetik atau "pra-persambungan", menciptakan bagan untuk memproses, yang kemudian memicu perubahan di otak. Yang kedua, proses "pengharapan pengalaman" yang menciptakan produksi sinapsis yang berlebihan sebelum (bukan setelah) dibutuhkan. Hal ini terjadi ketika: 1) pembelajaran biasanya diperlukan oleh semua anggota spesies tersebut; 2) pasti akan terjadi peristiwa tertentu, dan 3) waktunya relatif kritis. Yang ketiga, otak merespons pada proses "ketergantungan pengalaman" yang dipicu oleh stimuli lingkungan.

Ketika para ilmuwan memperluas studi pengayaan lingkungan ini kepada subjek manusia, mereka menemukan korelasi yang nyata. Ilmuwan dari University of California, Los Angeles Robert Jacobs, Ph.D., dan rekan-rekannya dalam studi-studi otopsi (1993) bahwa para siswa lulusan sekolah menengah atas memiliki koneksi neural 40 persen lebih banyak daripada mereka yang putus dari sekolah menengah. Para siswa yang lulus, yang diasumsikan terlibat dalam aktivitas mental yang menantang, juga memperlihatkan "pertumbuhan otak" secara keseluruhan yang 25 persen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Namun, pendidikan bukan hanya satu-satunya pembeda. Pengalaman pembelajaran, ditemukan, perlu dilakukan dalam frekuensi yang cukup banyak dan menantang supaya pengaruhnya dapat muncul. Siswa lulusan SMA yang "lulus tanpa tantangan" dari sekolah menunjukkan jumlah koneksi yang lebih sedikit daripada yang menghadapkan dirinya pada tantangan setiap hari. Penelitian yang dilakukan Dr. Jacobs pada sistem kortikal dendrit terhadap dua puluh orang manusia pengguna tangan kanan yang normal secara neurologis (separuh laki-laki dan separuhnya lagi perempuan) berhasil mengevaluasi variabel-variabel sebagai berikut:


  • Panjang dendritik total
  • Panjang dendritik rata-rata
  • Jumlah segmen dendritik
  • Panjang jarak pertumbuhan percabangan menyamping secara proksimal dibandingkan dengan secara ontogenetik.


Variabel-variabel ini diketahui menghubungkan kompleksitas otak, kemampuan menyelesaikan masalah, dan inteligensia secara keseluruhan. Pengukuran yang dilakukan Dr. Jacob juga menyelidiki beberapa variabel independen, yang meliputi: gender, belahan otak, dan pendidikan. Hasil dari penelitiannya mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

Gender: Perempuan mempunyai nilai dan variabilitas dendritik yang lebih besar daripada laki-laki.

Belahan otak: Belahan otak kita memiliki ukuran keseluruhan dendritik yang lebih besar daripada belahan otak kanan, tetapi hasilnya tidak konsisten antara masing-masing individu.

Pendidikan: tingkat pendidikan memiliki "pengaruh yang konsisten dan substansial" terhadap percabangan dendritik: semakian tinggi tingkatnya, semakin besar pengukurannya.

Jadi, lingkungan yang diperkaya tebukti ,memang dapat meningkatkan pertumbuhan otak menggunakan pengayaan yang sesuai. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan lingkungan yang diperkaya adalah kita dapat memanfaatkan lingkungan sekitar kita dalam pembelajaran. Siswa tentu akan bosan bila pembelajaran selalu dilaksanakan di dalam kelas. Dalam pembelajaran tertentu, guru dapat mengajak siswa untuk terjun langsung ke lingkungan. Lingkungan yang membosankan juga dapat memberikan efek menipiskan yang besar pada korteks daripada lingkungan yang diperkaya, yang memberikan efek mempertebal pada korteks. Oleh sebab itu, barangkali memperkaya lingkungan yang miskin dari anak-anak berbakat menjadi lebih penting; atau idealnya memberikan pengayaan bagi otak yang khususnya putus asa oleh kebosanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline