Lihat ke Halaman Asli

Vidya Tyagita Utami

Perawat - Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Esensi Komunikasi Efektif Perawat Leader dalam Mencegah Medical Error

Diperbarui: 8 April 2023   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dr. Lisa Musharyanti; Akmal Zaki Asaduddin; Bertha Tesma Wulandari; Indra Prasetyantoro; Joey Anung Aninditya Widodo; Muhamad Alif Rezeki; Muhammad Farhan Al Farisi; Muhammad Imron Rosadi; Tahratul Yovalwan; Vidya Tyagita Utami; Wahyudi Rahmadani.

Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Patient safety menjadi prioritas isu penting baik nasional maupun global dalam pelayanan kesehatan karena penerapan patient safety merupakan komponen utama dalam pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Ini juga merupakan langkah untuk memperbaiki mutu pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan. Faktanya, permasalahan keselamatan pasien masih banyak terjadi di rumah sakit. Berdasarkan data yang disampaikan oleh WHO pada tahun 2021 ditemukan sebanyak 134 juta kejadian tidak diharapkan akibat perawatan yang tidak aman terjadi di rumah sakit dan menyebabkan sekitar 2,6 juta kematian setiap tahun. 

Kejadian tidak diharapkan bisa disebabkan oleh banyak faktor antara lain beban kerja perawat yang tinggi, penggunaan sarana dan alur komunikasi yang kurang tepat antar tenaga kesehatan. Komunikasi merupakan bagian penting dalam pelayanan perawatan pasien dan menjadi penyebab utama terjadinya kesalahan dalam pemberian perawatan. The Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organizations tahun 2016 menyatakan bahwa kesalahan dalam komunikasi dapat menyebabkan 60% hingga 70% kematian pasien. Data di Amerika tahun 2015 juga ditemukan sebanyak 744 kasus, permasalahan tersebut bersumber dari terjadinya kesalahan dalam berkomunikasi antar pelaku komunikasi. 

Upaya meminimalisir kesalahan tersebut memerlukan teknik komunikasi yang efektif dalam memberikan pelayanan perawatan kepada pasien. Salah satu teknik komunikasi yang umum digunakan dalam pelayanan perawatan adalah teknik komunikasi SBAR. Teknik ini adalah metode standar yang digunakan dalam pelayanan kesehatan, terutama dalam situasi yang memerlukan pertukaran informasi antara perawat, dokter, dan tim medis lainnya. SBAR adalah singkatan dari Situation, Background, Assessment, Recommendation dan digunakan untuk membantu perawat dan staf medis lainnya untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif. Teknik komunikasi SBAR memungkinkan perawat dan tim medis lainnya untuk dapat berkomunikasi dengan jelas dan efektif, menghindari kebingungan atau salah pengertian, dan memastikan pasien menerima perawatan yang optimal. Teknik ini juga membantu meningkatkan koordinasi dan kerja sama antara perawat dan profesional kesehatan lainnya. 

Hubungan kerjasama yang melibatkan berbagai disiplin profesi membutuhkan komunikasi yang baik demi tercapainya pelayanan kesehatan yang komprehensif. Salah satu aktivitas praktik komunikasi di pelayanan adalah kegiatan pendelegasian tugas. Delegasi tugas didasarkan pada otoritas dan tanggung jawab yang kuat. Akuntabilitas harus dipegang oleh staf perawat yang mendelegasikan untuk memastikan pekerjaan diselesaikan dengan tepat. Aktivitas praktik di pelayanan juga berisiko menimbulkan kesalahan yang berdampak pada keselamatan & potensi negatif pada hasil kesehatan pasien. Pada aktivitas ini, perawat memegang peranan penting dalam aspek leadership dan manajemen keperawatan. 

Seorang perawat leader bertanggung jawab secara hukum  untuk memastikan bahwa delegasi tersebut berpendidikan, kompeten, dan berpengalaman dalam tugas yang akan dilakukan untuk memastikan keamanan pasien. Leader yang handal dituntut juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan efektif dalam memimpin kegiatan pelayanan keperawatan. Komunikasi yang efektif dari seorang perawat leader akan berfokus pada mendengarkan, adanya feedback dan empati, pemahaman, transparansi dan berdampak pada kepuasan kerja perawat. Hal ini tentu akan memberikan hasil pelayanan asuhan keperawatan yang maksimal bagi pasien, sehingga komunikasi efektif sangat esensial bagi hubungan antar perawat, perawat dan pasien, serta perawat bersama tenaga profesional lainnya dalam meningkatkan akurasi diagnosis & promosi patient-centered care. 

Referensi : 

Afriyie, Dorothy. 2020. Effective communication between nurses and patients: an evolutionary concept analysis. British Journal of Community Nursing, 25:9, 438-445. https://doi.org/10.12968/bjcn.2020.25.9.438

Daud, A. (2020). Komite Nasional Keselamatan Pasien : Sistem Pelaporan dan Pembelajaran Keselamatan Pasien Nasional (SP2KPN). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline