Lihat ke Halaman Asli

DWY NOVIALITAYOVANDA

كُنْ فَيَكُونُ

Pahlawanku

Diperbarui: 9 Juli 2024   08:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Allahu akbar.. Allahu Akbar.." Suara sayub adzan shubuh mulai berkumandang. Aku terbangun dari mimpi malamku. Segera kuberanjak bangun untuk membersihkan diri dan mengambil air wudhu. Kulaksanakan kewajibanku dua rakaat untuk menggugurkan satu tanggungan. Kupanjatkan untaian kata indah untuk kedua pahlawanku kepada Sang Pencipta yang Maha Agung. Semoga keselamatan dan kesejahteraan selalu menyertainya. Aamiin..

Mentari pagi mulai muncul secara perlahan, burung bernyanyi riang dengan kicauan, bunga-bunga kuncup pun tersenyum bermekaran. Langit cerah biru membentang membawa kedamaian.

"Selamat pagi ibu, selamat pagi ayah", kusapa orang tuaku dengan tanpa beban. "Selamat pagi juga gadisku kecilku" sahut ayah

"Segera pergi mandi Arina, ganti baju lalu sarapan ya cantik" lanjut ibu.

Kubersiap diri untuk melaksanakan tugas "harusku" sebagai penuntut ilmu. Tugas pentingku dimasa itu hanyalah belajar untuk menggapai sebuah impian. Perempuan hebatku selalu membantuku disaat aku susah, dia menjadi tumpuhanku ketika aku tak sanggup lagi menahan beban. Ia setia berada disampingku dalam setiap langkahku. Melayani aku dan keluargaku dengan penuh kasih sayang.

"Bu, aku berangkat sekolah dulu ya, waktu keburu siang", pamitku kepada Ibu. "Iya, hati-hati dijalan nak. Belajar yang rajin ya, jangan lupa nanti siang bekalnya dimakan". "iya Ibu", sambil berangkat kesekolah.

"Garuda bang"

"Iya non"

"Berapa?"                                                                            

"1.500 non, naik angkot jauh dekat untuk anak sekolah sama saja"

"Ini bang"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline