Lihat ke Halaman Asli

Dwi Putri Riani

Mahasiswa Jurnalistik - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Retorika Politisi sebagai Bentuk Membangun Citra Diri

Diperbarui: 7 Mei 2024   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi 

Retorika Politisi

Retorika memiliki tiga macam konsep dasar dalam pengertiannya. Pertama, seni berbicara. Kedua, seni membujuk atau memengaruhi khalayak pendengar. Dan ketiga, seni berbicara efektif.

Dalam praktiknya, politisi menggunakan retorika persuasif untuk memengaruhi opini publik melalui media massa. Ini terjadi terutama dalam bentuk pidato persuasif.

Penggunaan persuasif dalam ceramah seorang politisi bertujuan untuk mengajak atau membujuk khalayak pendengar untuk melakukan sesuatu.

Politisi menggunakan ceramah persuasif yang berisi pesan dan ajakan untuk mempengaruhi atau mengajak pendengar. Inilah cara yang digunakan untuk melakukan negosiasi.

Persuasif adalah seni berbicara membujuk atau memengaruhi yang penting digunakan dalam bentuk ceramah. Karena, ceramah dengan cara persuasif bagi seorang politisi bertujuan untuk meyakinkan pendengar dan tidak jarang dapat mengubah pendirian pendengar yang selama ini dipertahankan.

Contohnya, politisi menggunakan retorika persuasif untuk menjanjikan penurunan harga pangan serta gratisnya pendidikan dan layanan kesehatan sebagai imbalan jika dipilih menjadi anggota legislatif.

Jadi, kesimpulannya adalah retorika politisi merupakan seni berbicara yang bersifat persuasif atau mengajak, yang digunakan oleh politisi untuk membangun citra diri, menjelaskan dengan jelas dan terperinci mengenai tujuan, arah, dan cita-cita yang ingin dicapai dalam suatu konteks atau situasi tertentu dan membangun opini publik.

Politisi yang menggunakan pidato persuasif kerap kali terbukti mampu menginspirasi masyarakat, menggerakkan massa, bahkan dapat membuat sebuah sejarah baru di negara-bangsa.

Politisi sering menggunakan retorika untuk melakukan kampanye negatif terhadap lawan politiknya sambil menawarkan program dan janji kampanye untuk memikat dukungan dari konstituennya dalam konteks pemilihan, baik untuk jabatan legislatif maupun eksekutif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline