Lihat ke Halaman Asli

Bandingan antara Novel "Ngrangsang Lintange Luku" dan "Menjadi Manusia Biasa"

Diperbarui: 11 Mei 2024   13:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam analisis sastra bandingan antara novel "Ngrangsang Lintange Luku" dan "Menjadi Manusia Dewasa", peneliti menemukan bahwa resiliensi diperwakili melalui tokoh utama yang menghadapi tantangan hidup. Dalam "Ngrangsang Lintange Luku", tokoh utama, Siti, menghadapi kehilangan anak dan suami, namun ia tetap berjuang untuk hidup dan mempertahankan kehidupan. Sementara dalam "Menjadi Manusia Dewasa", tokoh utama, Raka, menghadapi kehilangan ibu dan mengalami trauma, namun ia belajar untuk mengatasi kesedihan dan menjadi lebih dewasa.

Masyarakat dalam keduanya novel bereaksi dengan empati dan simpati terhadap perilaku resilient tokoh utama. Mereka memahami bahwa resiliensi adalah bagian dari proses hidup dan bahwa tokoh utama telah mengalami kesedihan, namun mereka juga memahami bahwa kesedihan tidak harus menghentikan hidup. Dalam keduanya novel, penulis menampilkan bagaimana resiliensi dapat membantu seseorang untuk mengatasi kesedihan dan menjadi lebih dewasa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline