Lihat ke Halaman Asli

Heri Dwiyanto

Pengembang Teknologi Pembelajaran

Pembelajaran Andragogi Berbasis Problem Based Learning (PBL)

Diperbarui: 30 September 2020   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut Laird (1981) Andragogi didefinisikan sebagai ilmu tentang orang dewasa belajar atau the science of learning, yang dalam hal ini lebih merupakan psikologi belajar. Di samping itu, ada juga yang menitikberatkan pada pemberian bantuan, yang mendefinisikan andragogi sebagai seni dan ilmu tentang bagaimana membantu orang dewasa belajar seperti dikemukakan oleh Brundage (1981). 

Di Indonesia telah mulai mengadopsi ide ini sejak tahun 1970-an dengan menggunakan istilah membelajarkan dan juga pembelajaran orang dewasa. Jadi, andragogi adalah seni dan ilmu tentang bagaimana membantu orang dewasa belajar. 

Dalam hal ini, pendidik harus berusaha membantu mempermudah atau menfasilitasi orang dewasa belajar. Dalam hubungan ini, diyakini bahwa wujud bantuannya pasti berbeda dengan anak karena karakteristik yang berbeda antara keduanya (Marzuki, diambil dari kulpulan-materi.blogspot.co.id).

Semakin dewasa peserta didik maka:

  • Konsep dirinya semakin berubah dari ketergantungan kepada pendidik menuju sikap dan perilaku mengarahkan diri dan saling belajar.
  • Makin berakumulasi pengalaman belajarnya yang dapat dijadikan sumber belajar (learning resources) dan orientasi belajar mereka berubah dari penguasaan terhadap materi ke kemampuan pemecahan masalah.
  • Kesiapan belajarnya adalah untuk menguasai kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan nyata.
  • Makin membutuhkan keterlibatan diri dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.

Melihat ciri-ciri yang melekat pada pembelajaran orang dewasa seperti tersebut di atas, maka instruktur sebaiknya menempatkan diri pada posisi sebagai fasilitator bukan pengajar. Proses pembelajaran dalam pelatihan bukan mengajar melainkan fasilitasi dimana instruktur/fasilitator berperan sebagai pemandu yang "menggiring" pembelajar dalam mendapatkan pemahaman belajar. Pembelajaran yang terjadi merupakan pembelajaran aktif yang membuat pembelajar terlibat baik secara mental maupun fisik dan membangun jaringan pemrosesan informasi. 

Pembelajaran orang dewasa merupakan proses pendidikan bagi orang dewasa yang menggunakan sebagian waktunya dan tanpa dipaksa ingin meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan mengubah sikapnya dalam rangka pengembangan dirinya sebagai individu dan meningkatkan partisipasi dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya secara seimbang dan utuh (Suprijanto, 2012: 14).

Strategi pembelajaran orang dewasa yang biasa digunakan antara lain:

  • Brainstroming
  • Diskusi
  • Presentasi
  • Simulasi

Dengan melihat strategi pembelajaran di atas maka model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pelatihan adalah Problem Based Learning (PBL). PBL adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

PBL merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta bimtek untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan PBL, peserta bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). PBL merupakan suatu model pembelajaran yang menantang peserta untuk "belajar bagaimana belajar", bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta sebelum peserta mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.

Ada lima strategi dalam menggunakan model PBL yaitu:

  • Permasalahan sebagai kajian.
  • Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman
  • Permasalahan sebagai contoh
  • Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses
  • Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik

Peran fasilitator dalam pembelajaran Andragogy adalah memotivasi dan memberi stimulus kepada peserta untuk mengemukakan pemikirannya, memonitor pembelajaran, menjaga keterlibatan peserta, menjaga kerjasama kelompok, dan menjaga proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Peserta aktif dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sedangkan masalah yang diajukan menarik untuk dipecahkan dan aktual.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline