Lihat ke Halaman Asli

Nyanyian Beralaskan Bambu

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1354285952731372315

Aquarius1.com(google)

.

Kusapa dirimu lewat puisiku

saat lembayung senja telah berlalu

diranah kompasiana nan lalu

tak kusangka bertemu kamu

dikanal fiksi bagiku satu

lirikan mata mendelik sayu

bersinar binar bak berkilau

bagai sepasang burung bangau

terbang hinggap diranting kayu

disinggasana istrinya arab badu

.

apalah artinya diriku

merayu aku tak mampu

menyentil mata dikedip satu

dimatamu aku diam membisu

diamku bukan begitu

ingin kuraih senyum dihatimu

mengajak senyum aku malu

rangkuh aku jadi temanmu

bagimu dan kompasianer itu

.

bukan aku pandai merayu

seperti anak meminta susu

pada ayah dan juga ibu

mengais rezeki seakan tak mampu

menangis anak tersedu-sedu

dipuing istana beralaskan bambu

dihuni rayap atau rajanya kutu

hidup bagai sekeras batu

mematuk hingga berpalu-palu

tiada orang yang tahu

.

oh...angin yang membubu..dengar nyanyian pilu anak itu..pada siang dan malammu..lidah seakan kelu..tangan setengah kaku..kemana jiwakan meramu..semua mata terpejam selalu..telinga berdengung bisu..tiada satu yang membantu..itulah siperengkuh maha meru..yang tak mau tahu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline