Lihat ke Halaman Asli

Harapan yang Masih Tersisa

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13497555801883321190

foto pribadi.

.

Jika hidup dipenuhi beragam rasa, maka rasa itulah yang mendera hati dan perasaanku. Suka dalam duka menanti usapan rindu yang membayangi disetiap langkahku, entah kapan bayangan itu hadir dan tetap disini. Terpaku dan terlena dalam alunan simponi. Menghiasi seperti hari lalu, hanyalah sebuah ilusi, dengan permainan mimpi berlilitkan semu.

Entahlah...! kemaren, sekarang atau esoknya, masihkah mentari menghantarkan secuil harapan yang masih tersisa ? meski kutahu sang surya tak pernah berhenti menyinari disetiap sudut ruang hatiku. Harapanku juga harapanmu tak pernah redup walau diterpa angin melambai. Gelanggang sepi tak mau beranjak pergi menjauh. Hempasan ombak merapat ketepian. Kapankah biduk berlabuh kedermaga ?.

Seakan tanya tanpa ada jawabnya. Langkah tertegun ada bayangan kita disana. Tersenyum mesra penuh manja, mendekap satu rasa, satu jiwa, bertemu tidak untuk berjarak, hanya waktu akan menjawabnya.

Tiada putus harapan yang kian menjauh, kerapuhan tak melejitkan diriku menjadi angkuh. Kuraih tulus dan ikhlas dalam memelihara cinta yang kukuh. Kuyakin Engkau menguji kami dalam jarak ruang dan waktu. Hanya kesabaran, yach...kesabaran menanti kebahagiaan. Kudekap Kitabullah disela waktu, kulantunkan lafasMU disetiap nafasku, sujud aku dikeheningan malam. Hingga tenang dan damai jiwaku bersamaMU. Dekap aku jangan lepaskan. Tak akan ada lagi ruang pemisah antara kau dan buah hati.

'To Twin Sisters'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline