Lihat ke Halaman Asli

Katamu: Cintaku Hilang

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dinginnya malammelenakan tidurku. Mimpiku melalang buana keseluruh penjuru hatimu.

Dimanakah hatimu yang penuh warna, yang katanya mewarnai cintamu padaku ?

nyatanya berubah warna ?

Dimanakah hatimu yang putih, yang katanya seputih cintamu padaku ?

nyatanya berubah hitam ?

Dimanakah hatimu sekuat baja, yang katanya sekuat cintamu padaku ?

nyatanya berubah lemah ?

Dimanakah hatimu setegar jiwamu, yang katanya setegar cintamu padaku ?

nyatanya berubah luruh ?

Dimanakah hatimu selembut sutra, yang katanya selembut cintamu padaku ?

nyatanya berubah kasar ?

Dimanakah hatimu selalu bersinar, yang katanya menyinari cintamu padaku ?

nyatanya berubah redup ?

Dimanakah hatimu setajam matamu, yang katanya menghujam cintamu padaku ?

Nyatanya berubah sayup ?

Dimanakah hatimu selalu mengalir, yang katanya mengairi cintamu padaku ?

Nyatanya berubah tersendat ?

Diamanakah hatimu selalu berlabuh, yang katanya tertanam cintamu padaku ?

Nyatanya berubah sirna

Dimanakah hatimu selalu bermuara, yang katanya mengawali dan mengakhiri cintamu padaku ?

Nyatanya berubah terhenti ?

Saat terhenti, adakah seberkas kemurnian yang terselip dibulir hatimu yang terdalam ?

Mimpi, aku tak mau keraguan menggema diseluruh hayalku, datanglah dengan nyata ! bangunlah !

Nyatanya engkau datang,

dengan senyuman yang tak pernah kukenal sebelumnya.

Senyum lirikan mesra tentang cintaku hilang karena dirimu.

Kau telah merenggut semua yang ada dihatiku, bahkan seluruh jiwa ragaku engkau jadikan kisi-kisi hatimu.

Aku rela engkau jadikan selimut dikala sejuk menggigit ragamu

Aku rentangkan hatiku memeluk cintamu

Bahkan... aku rela,

disisa umurku menjadi belahan dinding pelindung lara hidup yang fana, agar lenyap keraguanmu tentang diriku.

Tak satupun cintaku berpindah hati

Hanya engkau yang selalu kunanti

Sampai lulu lantah bumi terbelah

Akhirat nanti rindu tak pernah terhenti

Betapa cinta jangan pergi menjauh dariku. Hinggapilah rindu dengan genggaman setia. Sanjunglahkeindahan dalam mereguk cinta seutuhnya.Taburkanlah ikhlas dalam kemurnian hati. Hiaskanlah keteguhan Iman di alam istana yang telah menyatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline