Di antara beberapa hal yang menjadi sumber kebahagiaanku, dua di antaranya adalah menyaksikan totalitas para oppa tampan, dan makanan enak. Keduanya sama-sama menggemaskan, membuat mataku berbinar, hati berdebar, dan jiwa terpuaskan. Bagaimana kalau keduanya digabungkan, memakan makanan enak dari negeri para oppa tampan. Hmm... mungkin bahagia nya lebih daripada ketika skincare favorit diskon nambah seribu dapat dua!
Ciri khas makanan Korea adalah porsinya yang besar, disajikan dengan berbagai banchan (side dish), dan memakai bahan baku yang segar dan sehat. Sering menggunakan bahan dari kacang kedelai, beras, dan sayur-sayuran. Biasanya rasanya pedas, asin, dan sedikit asam.
Orang Korea senang dengan rasa pedas, tapi cita rasa pedas mereka berbeda dengan masakan Indonesia. Cara memasaknya pun relatif mudah. Perhatikan saja dalam berbagai adegan drama Korea. Biasanya persiapan memasak hanya berupa memotong-motong sayuran dan daging, kemudian direbus, digoreng, ataupun dipanggang.
Ketika sewindu lalu mengunjungi negeri ginseng itu, di sebuah restoran aku memesan bibimbap, nasi campur ala korea, yang terbuat dari nasi dan berbagai lauk sayur dan daging, dengan telur mentah di tengah-tengah. Biasanya sayuran saja ada 7 jenis. Menurut sejarahnya, makan ini berasal dari hidangan sebagai sesaji untuk arwah leluhur.
Ketika pesanan datang, hal pertama yang langsung ditangkap oleh mata adalah porsi yang besar dalam wadah mangkuk logam kuningan, dan lauknya tersusun rapi dan menarik sebagai topping. Bibimbap disajikan lengkap dengan 'dayang-dayang'nya, yaitu banchan yang disajikan di piring-piring kecil. Kalau di Indonesia, seperti penyajian sambal matah atau sambal mangga.
Saking rapi dan cantiknya penataan lauk, aku bingung makanannya bagaimana. Celingak celinguk lihat meja sebelah, ada dua orang wanita Korea, masih muda. Mereka juga memesan bibimbap.
Aku perhatikan saja cara mereka makan. Ternyata seluruh lauk tadi diaduk bersama nasi sampai merata, seperti gado-gado, lalu dinikmati. Masalahnya, aku adalah anggota tetap tim makan bubur ayam tanpa diaduk. Maka jadilah aku menikmati bibimbap dengan cara tanpa diaduk, alias lauknya dipilah-pilah dulu baru dimakan bersama nasi.
Banchan atau makanan pendamping yang biasanya disajikan ada beberapa macam. Kimchi adalah banchan yang paling populer dan hampir selalu disajikan dalam setiap menu makanan Korea.
Sepertinya tanpa kimchi, hidup tak akan pernah sama. Kimchi terbuat dari sayuran sawi, lobak, ataupun timun, yang difermentasikan dengan bumbu yang khas. Rasanya pedas dan asam. Karena diproses dengan fermentasi, makanan ini sangat tahan lama. Walaupun sangat populer, dan banyak sekali menu lain yang menggunakan bahan kimchi, sayangnya aku tidak begitu suka. Jadi ya, cukup pernah mencoba saja.