Beberapa menit setelah membaca pesan singkatmu
aku menciptakan hujan di mataku.
Hujan tak mengenal tempat ia jatuh
di pipiku; ia memilih luruh.
Kamu bilang semua harus berakhir
di bibirku tak ada satu katapun yang mengalir.
Aku membisu
menunggu kamu menjelaskan semua lebih dulu.
"Kita berbeda."
katamu dengan sedikit tawa
namun terbesit luka
"Pisah sajalah."
lanjutmu dengan satu nada oktaf yang dinaikkan
tubuhmu menjauh perlahan-lahan
"Jangan lupa kembali."
cuma itu yang kubilang
saat kaumemilih pergi dan menghilang.
Bogor, 1 Juni 2014
03:14
#SehariSatuPuisi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H