Lihat ke Halaman Asli

Dedi Dwitagama

Pengamat Pendidikan

Teror Angkutan Umum

Diperbarui: 24 Maret 2017   03:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Jawa Pos

Di negeri yang maju, teror yang dihadapi penduduknya berbentuk perang saudara, perang antar etnik, suku bangsa, agama, ekonomi dan bencana alam seperti badai, gempa bumi, salju, dsb.

Di negeri ini teror sehari-hari yang dihadapi penduduknya adalah tentang angkutan umum, untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya penduduk harus berjalan kaki yang jauh, berjam-jam hingga berhari-hari, jalan pintas kadang melalui sungai dengan perahu atau udara menggunakan pesawat yang berbiaya mahal. Tak sedikit penduduk yang terisolasi di pedalaman, tak bisa bepergian ke tempat lain karena ketiadaan angkutan umum, hingga penduduk tak tahu perkembangan di sekitarnya. Jika ada penduduk yang berani pergi dari kampungnya untuk mencari penghidupan yang lebih baik, biasanya mereka tak pulang kembali ke kampungnya atau sekedar menengok kampung halaman karena mahal biaya akibat ketiadaan angkutan umum.

Di daerah yang penduduknya mampu setiap penduduk berusaha mencari cara sendiri mengatasi ketiadaan angkutan umum dengan berjalan kaki, membeli sepeda, membeli sepeda motor hingga mobil. Bahkan di suatu daerah anak sekolah dasar pergi dan pulang sekolah mengendarai sepeda motor.

Di daerah kota dan perbatasannya, penduduk berusaha memiliki sepeda motor untuk mengatasi masalah ketiadaan angkutan umum, sehingga setiap keluarga memiliki sepeda motor, yang kadang berjumlah lebih dari satu unit dimiliki setiap keluarga agar transportasi mereka tak terkendala, akibatnya kemacetan lalu lintas menjadi biasa karena keterbatasan jalan menampung kendaraan bermotor. Jadi seperti suatu keharusan setiap rumah tangga, bahkan setiap penduduk memiliki sepeda motor, walau untuk memperolehnya harus memakssakan diri dengan membeli secara kredit dengan angsuran yang panjang dan tak sedikit jumlahnya. Saat pemiliknya tak bekerja, sepeda motor bisa jadi sarana bekerja memperoleh penghasilan dengan menjadi ojek.

motor-kompas-58d386f3747e615c257c3b2a.jpg

Sumber foto: Kompas.com

Tingginya kebutuhan angkutan umum dan keterbatasan angkutan umum membuka peluang penganggur yang memiliki motor untuk menjadi tukang ojek, pengusaha taksi dan rental tumbuh menjamur hingga ribuan armada mobil yang disiapkan melayani kebutuhan angkutan umum rakyat di kota-kota besar. Kemajuan teknologi dimanfaatkan oleh pengusaha menangkap peluang kebutuhan angkutan umum dengan membuat aplikasi online yang bisa diakses oleh setiap penduduk yang memiliki pesawat telepon android.

Hanya dengan menyentuh layar telepon, penduduk sudah bisa memesan kendaraan motor atau mobil yang akan mengantarkannya ke tempat tujuan dimana penumpang merasa lebih nyaman karena pengemudi motor atau mobil akan menjemputnya di tempat yang disepakati, seperti rumah, kantor, sekolah, dsb. Harga untuk pelayanan angkutan online pun ternyata jauh lebih murah dari tarif angkutan konfensional, bisa separuh harga, bahkan dengan dalih promosi penumpang tak harus membayar ongkos perjalanan alias gratis.

Karena respon yang bagus dari masyarakat, ribuan penduduk negeri mendaftar menjadi mitra angkutan umum berbasis online memanfaatkan sepeda motor dan mobil yang dimiliki, atau sengaja membeli motor atau mobil untuk didaftarkan menjadi mitra angkutan umum online.

Permintaan yang tinggi terhadap angkutan umum berbasis online mengalihkan penumpang angkutan konfensional seperti ojek pangkalan dan taksi yang seragam warnanya. Penurunan penghasilan angkutan umum konfensional menimbulkan ekses demonstrasi hingga bentrokan dengan mitra angkutan umum online. Demontrasi dan bentrokan angkutan berbeda mode terus terjadi di beberapa kota seantero negeri, hingga menimbulkan korban di kedua belah fihak.

Kini, penduduk negeri merasakan teror saat bepergian menggunakan alat transportasi online karena angkutan umum tak melayani hingga ke lokasi yang dituju, penduduk takut menjadi sasaran amuk pengemudi angkutan umum konfensional, demikian juga angkutan umum konfensional mulai merassa takut jika bertemu pengemdi angkutan umum berbasis online, khawatir terjadi balas dendam.

Kalau biasanya ada teror berupa ketakutan di jalan saat mudik lebaran karena ketiadaan angkutan umum sehingga memaksa rakyat menggunakan kendaraan roda dua menempuh ratusan kilometer atau lebih untuk mudik. Kini teror angkutan umum bertambah dengan makin seringnya bentrok di jalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline