Lihat ke Halaman Asli

Mengidentifikasi Hasil Kuesioner Mengenai Potensi Pemanfaatan Lahan Basah di Wilayah Kecamatan Banjarmasin Tengah

Diperbarui: 8 Oktober 2024   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https://images.app.goo.gl/qXygSP55kDka2Qwd6

Penulis artikel : Dwi Sylva Ramadhan

NIM : 2410416110001

Mahasiswa S1 Universitas Lambung Mangkurat Program Studi Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Tugas mata kuliah Pengantar Lingkungan Lahan Basah dengan dosen pengampu Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si, M.Si.

Lahan basah merupakan salah satu wilayah terbesar di permukaan bumi. Lahan basah atau wetland adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Digolongkan ke dalam lahan basah ini, di antaranya adalah rawa-rawa (termasuk rawa bakau), payau, dan gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau, atau asin. Berbeda dengan perairan, lahan basah umumnya bercirikan tinggi muka air yang dangkal, dekat dengan permukaan tanah, dan memiliki jenis tumbuhan yang khas. Berdasarkan sifat dan ciri-cirinya tersebut, lahan basah kerap disebut juga sebagai wilayah peralihan antara daratan dan perairan. Baik sebagai bioma ataupun ekosistem, lahan basah memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Lahan basah memiliki jenis tumbuhan dan satwa yang lebih banyak dibandingkan dengan wilayah lain di muka bumi. Maka dari itu, lahan basah mempunyai peran dan fungsi yang penting secara ekologi, ekonomi, maupun budaya.

Macam jenis lahan basah dibedakan menjadi dua yaitu lahan basah alami dan buatan. Lahan basah alami meliputi rawa-rawa air tawar, hutan bakau (mangrove), rawa gambut, hutan gambut, paya-paya, dan riparian (tepian sungai). Sedangkan lahan basah buatan meliputi waduk, sawah, saluran irigasi, dan kolam. Saat ini, lahan gambut dan mangrove, menjadi dua jenis lahan basah yang mengalami kerusakan serius di berbagai wilayah Indonesia. Hutan rawa gambut di Sumatra dan Kalimantan, banyak dikonversi menjadi perkebunan dan lahan pertanian. Pun ribuan hektar hutan mangrove, telah ditebangi dan dikonversi untuk kegiatan budidaya perairan. Pada tugas mata kuliah Pengantar Lingkungan Lahan Basah ini, saya melakukan pengidentifikasian potensi lahan basah di wilayah kecamatan Banjarmasin Tengah.

Saya melakukan interview dengan beberapa responden terhadap potensi dan pemanfaatan lahan basah apa yang bisa dikembangkan di wilayah tersebut. Pengidentifikasian potensi pemanfaatan lahan basah tersebut mencakup peternakan, perikanan, wisata dan perdagangan. Walaupun begitu, tidak semua orang atau responden mau dan menginzinkan untuk di wawancarai. Diperlukan izin kepada pihak yang bersangkutan sebelum melakukan interview atau wawancara. Maka dari itu, hasil dari wawancara ini tidak mencapai jumlah yang di targetkan, yaitu 10 responden.

* Peternakan

Hasil kuesioner dari interview masyarakat setempat bahwa potensi pemanfaatan lahan basah peternakan ini adalah hewan ternak kambing tersebut akan di kirimkan ke suatu tempat untuk di jual ke orang orang yang ingin membelinya. Jadi potensi pada pemanfaatan lahan basah ini adalah perekonomian jual beli hewan ternak. Lokasi peternakan ini saya dapatkan di kelurahan pasar lama.

Sumber gambar: Geo tagging camera

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline