Lihat ke Halaman Asli

Pengidentifikasian Obyek-Obyek Lahan Basah di Kecamatan Banjarmasin Tengah

Diperbarui: 8 Oktober 2024   00:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https://images.app.goo.gl/CLgXht5ZbaripPdT8

Penulis artikel : Dwi Sylva Ramadhan

NIM : 2410416110001

Mahasiswa S1 Universitas Lambung Mangkurat Program Studi Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Tugas mata kuliah Pengantar Lingkungan Lahan Basah dengan dosen pengampu Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si, M.Si.

Lahan basah merupakan salah satu wilayah terbesar di permukaan bumi. Lahan basah atau wetland adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Digolongkan ke dalam lahan basah ini, di antaranya adalah rawa-rawa (termasuk rawa bakau), payau, dan gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau, atau asin. Berbeda dengan perairan, lahan basah umumnya bercirikan tinggi muka air yang dangkal, dekat dengan permukaan tanah, dan memiliki jenis tumbuhan yang khas. Berdasarkan sifat dan ciri-cirinya tersebut, lahan basah kerap disebut juga sebagai wilayah peralihan antara daratan dan perairan. Baik sebagai bioma ataupun ekosistem, lahan basah memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Lahan basah memiliki jenis tumbuhan dan satwa yang lebih banyak dibandingkan dengan wilayah lain di muka bumi. Maka dari itu, lahan basah mempunyai peran dan fungsi yang penting secara ekologi, ekonomi, maupun budaya.

Macam jenis lahan basah dibedakan menjadi dua yaitu lahan basah alami dan buatan. Lahan basah alami meliputi rawa-rawa air tawar, hutan bakau (mangrove), rawa gambut, hutan gambut, paya-paya, dan riparian (tepian sungai). Sedangkan lahan basah buatan meliputi waduk, sawah, saluran irigasi, dan kolam. Saat ini, lahan gambut dan mangrove, menjadi dua jenis lahan basah yang mengalami kerusakan serius di berbagai wilayah Indonesia. Hutan rawa gambut di Sumatra dan Kalimantan, banyak dikonversi menjadi perkebunan dan lahan pertanian. Pun ribuan hektar hutan mangrove, telah ditebangi dan dikonversi untuk kegiatan budidaya perairan. Pada tugas mata kuliah Pengantar Lingkungan Lahan Basah ini, saya melakukan pengidentifikasian obyek obyek lahan basah di wilayah kecamatan Banjarmasin Tengah khususnya di empat kelurahan atau desa, yaitu kelurahan Pasar lama, Kelurahan Antasan Besar, Kelurahan Gadang, dan Kelurahan Melayu. Pengidentifikasian lahan basah tersebut mencakup tanaman pangan, holtikultural buah, holtikultural sayur, perkebunan, perikanan, dan peternakan.

Dalam melakukan identifikasi obyek lahan basah, kita harus terjun langsung ke lapangan untuk melakukan survey ke daerah yang ingin untuk dilakukan identifikasi. pada saat proses survey dan indentifikasi tidak banyak dtemukan obyek obyek lahan basah di empat kecamatan tersebut. Hal ini bisa disimpulkan bahwa kota banjarmasin merupakan kota yang tidak banyak memiliki obyek obyek lahan basah. Saya hanya mendapatkan tujuh obyek saja yang meliputi pemanfaatan lahan basah perikanan, perkebunan, holtikultural tanaman, dan peternakan. Tentunya daerah perdesaan memiliki jumlah obyek lahan basah yang lebih banyak dibandingkan dengan daerah perkotaan.

Foto foto geo tagging obyek lahan basah di kecamatan Banjarmasin Tengah :

Sumber : Geo tagging Camera (dokpri)

Sumber gambar : Geo tagging Camera (dokpri)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline