Lihat ke Halaman Asli

Dwi Sugesti Ningrum

mahasiswi PGSD Universitas Muhammadiyah Kuningan

Refleksi Pancasila di Tengah Dunia yang Serba Cepat dan Instan

Diperbarui: 20 Januari 2025   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.app.goo.gl/Z3Gb3MnXjCwGjZrZ7

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi dan globalisasi, kita hidup di dunia yang serba cepat dan instan. Kemajuan teknologi memungkinkan segala hal menjadi lebih mudah dan cepat dilakukan, mulai dari cara berkomunikasi, berbelanja, hingga mengakses informasi yang datang tanpa henti. Dengan kemudahan yang ditawarkan, kita semakin terbiasa untuk melakukan segala sesuatu secara instan. Dalam hitungan detik, informasi dapat tersebar luas di seluruh dunia, pekerjaan yang dulu memakan waktu berjam-jam kini bisa diselesaikan dalam hitungan menit, bahkan detik. Namun, di balik kemudahan ini, ada tantangan besar yang tidak bisa diabaikan, yaitu bagaimana kita tetap menjaga moralitas dan nilai-nilai luhur yang telah menjadi dasar bangsa kita, salah satunya melalui Pendidikan Moral Pancasila.

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, bukan hanya sekadar simbol atau ideologi negara. Pancasila mengandung nilai-nilai yang sangat mendalam yang seharusnya menjadi pedoman hidup bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sila yang terkandung dalam Pancasila memiliki makna moral yang tidak hanya berlaku di ranah politik dan hukum, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Sila pertama "Ketuhanan yang Maha Esa" mengajarkan kita untuk selalu menjaga hubungan baik dengan Tuhan dan sesama manusia. Sila kedua "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" menekankan pentingnya keadilan dan penghormatan terhadap martabat setiap individu. Sila ketiga "Persatuan Indonesia" mengingatkan kita akan pentingnya menjaga persatuan di tengah perbedaan. Sila keempat "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan" mengajarkan pentingnya musyawarah untuk mencapai keputusan yang terbaik bagi kepentingan bersama. Terakhir, sila kelima "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia" mengajarkan kita untuk selalu memperjuangkan keadilan sosial bagi semua lapisan masyarakat.

https://images.app.goo.gl/n74va1H8Eto77F8W8

Namun, di tengah dunia yang serba cepat dan instan ini, nilai-nilai tersebut sering kali terabaikan. Dalam kehidupan yang serba terburu-buru, banyak orang cenderung lebih mengutamakan hasil cepat daripada proses yang benar. Dalam dunia digital, misalnya, banyak orang yang tergoda untuk menyebarkan informasi tanpa memverifikasi kebenarannya, atau bahkan melakukan tindakan yang merugikan orang lain demi kepentingan pribadi atau kelompok. Kecepatan informasi yang datang begitu cepat sering kali membuat kita lupa untuk berhati-hati dan berpikir panjang sebelum bertindak. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kita hidup di dunia yang serba cepat dan instan, kita tetap membutuhkan refleksi moral yang dalam agar tidak kehilangan arah dan nilai-nilai kemanusiaan yang harus dijaga.

Penting untuk diingat bahwa kehidupan yang serba cepat ini bukanlah alasan untuk mengabaikan nilai-nilai moral. Kecepatan tidak boleh mengorbankan kualitas dan integritas moral. Inilah inti permasalahan yang muncul di tengah perkembangan zaman yang semakin cepat. Tanpa adanya refleksi moral yang kuat, kita akan terjebak dalam pola hidup yang hanya mengejar hasil instan, tanpa memperhatikan dampaknya terhadap diri sendiri dan orang lain. Hal ini berisiko merusak keharmonisan sosial, memperburuk kesenjangan sosial, dan mengikis rasa empati dan solidaritas yang seharusnya menjadi landasan hidup bersama.

Dampak dari pengabaian nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari bisa sangat besar. Dalam dunia yang semakin terhubung ini, kita sering melihat bagaimana informasi yang salah atau hoaks dapat dengan cepat tersebar, menyebabkan kebingungan dan ketegangan dalam masyarakat. Penyebaran informasi tanpa verifikasi yang memadai dapat merusak reputasi individu atau kelompok, dan lebih parah lagi, dapat memicu perpecahan di masyarakat. Dalam kehidupan sosial, pengabaian nilai keadilan dan kemanusiaan juga dapat memperburuk ketimpangan sosial yang sudah ada. Misalnya, dalam dunia kerja, tekanan untuk mencapai hasil cepat tanpa memperhatikan kesejahteraan bersama dapat menyebabkan eksploitasi tenaga kerja dan merusak moralitas di tempat kerja. Di dunia yang semakin individualistis ini, kita juga sering melihat bagaimana rasa empati dan kebersamaan mulai memudar, digantikan dengan kepentingan pribadi yang mendominasi.

Namun, meskipun tantangan ini cukup besar, ada beberapa solusi yang dapat diambil agar nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, bisa dimulai dari memperkuat pendidikan moral berbasis pancasila. nilai-nilai pancasila perlu diajarkan bukan hanya di sekolah, tetapi juga diterapkan di rumah dan lingkungan sekitar. misalnya, keluarga bisa mengajarkan gotong royong dengan melibatkan anak-anak dalam kerja bakti atau kegiatan sosial di lingkungan. Di era digital, menjaga etika juga sangat penting. kita perlu lebih hati-hati dalam menyebarkan informasi dan berkomentar di media sosial. sebelum membagikan berita yang viral, misalnya, sebaiknya cek dulu kebenarannya dari sumber yang terpercaya. ini bisa mencegah penyebaran hoaks dan menjaga keharmonisan sosial. Selain itu, Nilai gotong royong dan solidaritas juga harus terus dihidupkan dalam kehidupan sehari-hari. kita bisa mempraktikkannya dengan membantu tetangga yang sedang kesusahan, seperti menggalang dana untuk biaya pengobatan atau berbagi makanan dengan yang membutuhkan. Dan yang terakhir, menjaga toleransi dan persatuan adalah kunci agar pancasila tetap relevan. menghargai perbedaan budaya, agama, dan pendapat adalah bagian dari menciptakan harmoni. misalnya, dengan menghindari menyebarkan komentar negatif di media sosial yang bisa memicu konflik.

Kesimpulannya, meskipun dunia bergerak semakin cepat dan segala sesuatu bisa dilakukan secara instan, kita tidak boleh melupakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila bukan hanya sekadar teori atau simbol negara, tetapi pedoman hidup yang harus diterapkan dalam setiap aspek kehidupan. Nilai-nilai moral yang terkandung dalam Pancasila harus terus dijaga dan diterapkan, agar kita tidak terjebak dalam kehidupan yang hanya mengejar hasil cepat tanpa memperhatikan proses dan dampak sosialnya. Dengan merefleksikan kembali nilai-nilai Pancasila, kita dapat memastikan bahwa meskipun dunia bergerak cepat, kita tetap menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab, keadilan, dan rasa hormat terhadap sesama. Pancasila harus menjadi pegangan kita dalam mengarungi dunia yang serba cepat dan instan ini, agar kita tetap mampu menjaga keharmonisan, persatuan, dan keadilan sosial di tengah kemajuan zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline