Lihat ke Halaman Asli

Asa di Penghujung Hari

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Jangan kau lupakan aku...."

Sebuah lagu mengalun merdu dalam acara perpisahan malam ini. Ternyata, sudah saatnya kata perpisahan itu hadir di antara kita. Tiga tahun yang telah kita lewati, yakinku tak mudah terlupa.

****

Kuusap peluh yang menetes di wajah. Ugh, siang ini udara begitu panas. Langit tiada awan, hanya mentari yang tersenyum senang. Sinarnya memancar terik  dan terasa membakar. Kududuk di bawah pohon rindang, di tepian Jalan Panglima Sudirman. Kulongok isi tasku, mencari botol air mineral yang kubawa dari rumah. Segar ketika air itu membasahi bibirku dan mengalir di tenggorokanku.

Kubuka keylock di HP. Pesan darimu yang kuterima tadi pagi, memintaku menemuimu di sini. Kubaca lagi pesanmu, "Aku pulang ke Semarang, pagi ini.  Ada yang perlu kita bicarakan, tunggu  aku di tempat biasa."

Sebenarnya aku tak ingin bertemu denganmu, aku malu. Lima tahun sudah kita berpisah untuk menggapai mimpi masing-masing. Kau melanglang buana ke Bogor, kuliah di IPB. Sementara aku tetap setia dengan kota kita. Keadaan memaksaku untuk mengubur mimpi masa abu-abu. Ya, aku tak mampu melanjutkan studiku.

Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30. Kau belum juga datang, aku mulai gelisah. Ada apa gerangan? Tak biasanya kau terlambat. Tapi tunggu dulu, bukan tak mungkin rentang waktu 5 th mengubah kebiasaanmu.

"Sebaiknya aku tunggu 15 menit lagi. Selepas itu biarlah perjumpaan ini hanya angan," kataku bergumam.

Kubuka Opera Mini untuk menghalau jenuh penantian. Sudah 3 bulan ini aku bergabung dengan sebuah bisnis pulsa via internet. Hasilnya lumayan bisa menambah isi tabunganku. Aku juga sering browsing untuk mencari peluang bisnis dengan modal kecil.

Kata teman-teman mesti hati-hati bisnis di internet. Seorang teman pernah tertipu di FB. Dia order baju cantik seharga 500rb IDR, setelah transfer ditunggu-tunggu ternyata barang tak kunjung diterima. Ketika coba menghubungi no. HP penjual ternyata tak bisa.

Tak semua yang berbisnis via internet itu jujur memang, tapi bukan berarti tak ada yang jujur. Hanya memang kita harus waspada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline