Lihat ke Halaman Asli

Krisis Sampah, Ancam Kerusakan Lingkungan Hidup

Diperbarui: 14 September 2022   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Purbalingga Rabu, 7 September 2022 hal tak menyenangkan terjadi di terminal bus kota perwira tersebut, tepat siang hari menuju sore hari kota perwira diguyur hujan lebat yang menyebabkan banjir disekitar area dalam terminal bus. Hal tersebut membuat keadaan sekitar terminal tak kondusif, terlihat beberapa kendaraan yang terparkir ikut terkena imbas banjir yang berakibat pula pada penumpang, bus-bus dan angkutan-angkutan transportasi lainnya yang sedang beroperasi sehingga mengganggu pergerakan masyarakat maupun operasional dari berbagai pihak yang bersangkutan.

Sore itu memang hujan turun dengan lebat, namun biasanya tak berpengaruh pada kondisi alam di sekitar terminal, bahkan sampai banjirpun merupakan suatu hal yang jarang terjadi di daerah terminal, terlebih terminal tersebut cukup jauh dengan area sungai ataupun danau yang ada disekitar daerah kota Purbalingga. Kejadian tersebut menjadi masalah yang dihadapi oleh angkutan umum, bus, dan penumpang sebab datangnya banjir dapat memberikan dampak yang negatif pula bagi keperluan ekonomi mereka untuk mencari nafkah sehari-hari, jalur operasional kegiatan ekonomi dengan kota lain, akses transportasi pelajar maupun bisnis dan aktifitas lainnya yang ikut mendorong kegiatan perekonomian rakyat.
Pasca hujan lebat yang mengguyur kota menyebabkan adanya banjir yang melanda area terminal kota perwira tersebut dan menyebabkan situasi yang tak kondusif akhirnya diselidiki dan dilakukan pengecekan oleh petugas Badan Penanggulangan Bencana tepat pada hari kamis 8 september 2022, hari setelah terminal terkena banjir. Dilansir dari instagram @infopurbalingga.id penyebab terjadinya banjir diarea terminal adalah saluran air dikawasan bundaran terminal yang ternyata dipenuhi dengan sampah-sampah plastik. "Petugas kami melakukan kerja bakti pembersihan gorong-gorong di kawasan bundaran terminal Purbalingga. Ternyata gorong-gorong ini tersumbat sampah, sehingga menyebabkan terjadinya banjir di kawasan ini saat hujan deras terjadi rabu 7 September 2022 sore," kata Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Purbalingga, Omar Fauzi.
Pelaksanaan Harian BPBD Purbalingga tersebut juga menambahkan "Kami juga akan melakukan pengecekan ke saluran air yang lain. Pasalnya hujan sudah mulai turun". Dari gorong-gorong saluran air tersebut banyak ditemukan sampah plastik, daun, ranting yang menumpuk, tumpukan sampah-sampah tersebut mengakibatkan saluran air meluap dan tidak bekerja secara semestinya, ditambah lagi dengan hujan yang lebat membuat keadaan saluran air meluap, menggenang dan air bercecer kemanapun di area sekitar terminal sehingga perlu dibersihkan oleh petugas yang tujuannya agar saluran air ataupun gorong-gorong tersebut bersih sehingga arus saluran air bisa terus mengalir dan ketika hujan datang maka tidak menimbulkan dampak banjir di area kawasan terminal dan mengganggu aktifitas operasional terminal sebagai pusat jalannya aspek ekonomi, pendidikan, dan lainnya yang terhambat, karena banjir menjadi salah satu bencana yang serius untuk ditangani bersama terlebih jika banjir tersebut terjadi karena diakibatkan oleh ulah manusia sendiri maupun oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Menurut data statistik terakhir yang termuat dalam jateng.bps.go.id  pada tahun 2013, jumlah presentase  komposisi jenis sampah menurut kabupaten atau kota di Jawa Tengah, Purbalingga yang memiliki presentase banyak yaitu menyumbang sampah organik sebesar 63.85%, 18% sampah plastik, dan sampah lainnya sebesar 7.25%. Hal tersebut menggambarkan bahwa selain ada sampah organik yang bisa diuraikan dengan cepat adapula sampah lain yang dapat ikut berkontribusi menyebabkan bencana alam seperti banjir. Sampah-sampah tersebut dihasilkan dari berbagai aktifitas masyarakat baik yang sifatnya kolektif maupun individu seperti rumah tangga, industri pabrik, usaha, dan sektor-sektor lainnya yang menghasilkan limbah sampah, tak terkecuali juga dengan limbah sampah yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik disekitar nya yang sebagian besar bergerak di bidang industri rambut, banyaknya industri-industri yang berdiri, kegiatan rumah tangga dan perilaku individu masyarakat menyumbang limbah sampah yang signifikan. Oleh karena itu masyarakat, institusi perusahaan, maupun lembaga-lembaga harus ikut berperan aktif dalam mengendalikan lingkungan, yang  utamanya mengenai masalah sampah baik di pedesaan maupun di perkotaan, sebab sampah lingkupnya bersifat menyeluruh ke seluruh lingkungan.
Sampah yang ada di desa maupun kota sama-sama memberikan dampak yang signifikan bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dibidang sosial, politik, pendidikan, ekonomi dan bidang lainnya yang berkesinambungan. Jika melihat dari berbagai segi baik bagi industri pabrik, rumah tangga, dan masyarakat umum lainnya, sampah yang dihasilkan tidak bisa untuk dicegah, solusinya hanya bisa dikendalikan bagaimana suatu industri, rumah tangga, maupun masyarakat umum tersebut mempunyai kesadaran terhadap pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah ini bertujuan untuk dapat dikendalikan, dipilah sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar bahkan lingkungan dunia, karena sifatnya sampah yang nonorganik tidak mudah terurai, sehingga menimbulkan tumpukan-tumpukan sampah. Maka dengan itu industri pabrik, rumah tangga maupun masyarakat umum harus dituntut untuk dapat melakukan pengendalian.
Sebagaimana berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah Bab IV Tentang Hak dan Kewajiban Bagian Kedua Pasal 12 ayat 1 yang berbunyi "setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan". Artinya setiap orang wajib menjaga dan melestarikan lingkungan termasuk tentang sampah, kesadaran masyarakat harus ditingkatkan sejalan dengan pertambahan sampah yang terus meningkat tiap harinya.
Dalam lingkungan makro yang  kita ketahui, sampah di sebuah negara maupun provinsi memang sangat banyak jumlahnya, sehingga sering menimbulkan banjir bandang, lingkungan kumuh, dan menyebabkan penyakit, namun yang perlu kita ketahui pula, jika sampah banyak tertimbun sedangkan kita tak bergerak untuk menanganinya lalu siapa yang harus bertindak? Oleh karena itu, pengelolaan sampah di lingkungan harus dilakukan dari sekarang, mulai dari hal-hal kecil sesuai dengan kemampuan kita. Berawal dari lingkup yang kecil di sektor rumah tangga utamanya di wilayah perumahan, pekarangan, lingkungan tetangga dan sekitarnya.
Tindakan-tindakan kecil akan tumbuh menjadi tindakan yang besar jika kita mau untuk berusaha dalam proses dan sekaligus mengatasi permasalahan lingkungan demi tercapainya tujuan kelestarian alam yang baik, lingkungan yang sehat dan tidak menimbulkan permasalahan. Perilaku kehidupan masyarakat perlu ditata untuk menjadi lebih paham bahwa alam tempat tinggal kita butuh kasih sayang, bukan hanya sekadar profit, laba, keuntungan yang hanya bisa kita nikmati, namun juga harus menggapai kebahagiaan bersama masyarakat melalui cinta alam, dan melindunginya. Keberhasilan pengendalian sampah oleh masyarakat tentu akan menjadi hal yang membahagiakan bagi masyarakat dunia, pasalnya masalah sampah menjadi ancaman dari berbagai pihak, sebab tiap harinya sampah selalu dihasilkan, kegiatan ekonomi seperti produksi, konsumsi, distribusi yang dilakukan setiap harinya oleh milyaran juta bahkan triliun juta manusia.
Sampah organik yang bisa diuraikan dapat dijadikan kompos, sampah nonorganik dapat dipilah dan disalurkan pada bank sampah, agar pengendalian sampah ini dapat digunakan lebih efektif dan efisien. Masyarakat bisa menukarkan sampah yang sudah dipilah ke bank sampah lalu bisa ditimbangkan harga dan berat sampah yang terkumpulkan, melalui proses timbangan tersebut selanjutnya harga sampah akan dicatat di buku nasabah atau anggota bank sampah. Kemudian sampah yang terkumpul akan di salurkan ke proses daur ulang sampah. Dengan begitu, maka sampah yang dihasilkan masyarakat dapat didaur ulang kembali, sampah tidak akan menumpuk dan menimbulkan hal-hal yang tak terduga yang menyebabkan dampak negatif pada masyarakat seperti banjir yang kaitannya dengan lingkungan alam yang tercemar. Sampah bisa dikendalikan dengan cara yang baik dengan wawasan lingkungan yang benar, oleh karena itu jangan lupa buang sampah dan kendalikan sampah dari sekarang, karena perubahan baik  datang dari awal yang baik, proses yang keras, dan komitmen untuk menjadi baik dari sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline