Biarkan Aku Menyimpannya Sendirian
Tak terasa sebulan sudah Arief meninggalkan kota kecil ini. Meninggalkanku untuk kesekian kalinya, untuk sebuah masa yang dia sendiri tidak tau kapan akan berakhir. Satu musim, dua musim atau bahkan sepanjang masa?
Tanganku masih menggenggam erat diary coklat bergambar menara eiffel pemberian Arief 2 tahun lalu. Resah tidak ada pesan singkat darinya sejak seminggu terakhir. Menimbulkan pertanyaan-pertanyaan aneh yang hanya mampu berkeliaran dalam pikiranku.
Mungkin saja kesibukannya sebagai pengusaha muda generasi penerus di perusahaan keluarganya cukup menyita sebagian waktunya. Belum lagi dengan kegiatan kuliah yang membutuhkan konsentrasi penuh.
Sebuah nada pesan singkat berdering dari handphone-ku. Aku meraihnya, kemudian duduk di tepi tempat tidurku sambil membaca pesan singkat yang tertulis. Ohh bukan dari arief, tetapi dari Rio sahabatku. “Buka Facebook ya Na, Fotonya udah diupload tuh sama Arief” . Tanpa membalas sms Rio , Aku langsung membuka laptop dan sign in ke akun facebookku. Ada puluhan pemberitahuan baru , yang salah satunya bertuliskan sebuah kalimat “Arief Dhika Samudera menandai Anda dalam fotonya”
Benar saja, Arief menandai aku dalam foto-foto yang diciptakan dengan kamera SLR-nya sekitar 2 bulan yang lalu. Dan untuk beberapa saat jemariku berhenti beraktifitas. Mataku sibuk menatap foto hasil bidikan Alvin, dan hanya aku dan arief sebagai objeknya. Arief , sungguh ia terlihat tampan sekali. Senyumnya begitu manis, ditambah sepasang lesung di pipinya. Kemeja hitam yang Ia kenakan tidak membuat kulitnya semakin gelap. Justru cocok dengan warna baju yang kukenakan.
Tidak puas hanya melihat satu foto saja, aku pun menyempatkan diri melihat koleksi fotonya. Baru kali ini saja aku menyempatkan membuka profilnya. Tugas kuliahku yang cukup menyita membuatku jarang mengaktifkan akun facebookku. Sejak acara reuni hingga sebelum membaca pesan singkat Rio tadi, aku bahkan baru sekali saja mengaktifkan akunku. Itu pun hanya untuk mengkonfirmasi permintaan pertemanan dari sahabat-sahabat masa kecilku itu, termasuk Arief.
Aku melihat satu persatu foto dalam akun facebooknya . Tak jarang aku menyimpan fotonya yang menurutku bagus . Aku menyimpannya bkan karena apa-apa , hanya untuk obat penawar rindu. Ketika aku asik melihat deretan album foto dalam akun facebooknya , ada sebuah album yang berjudul “my angel”.
Penasaran.Satu kata yang menyeruak yang membuatku pikiranku semakin tidak beraturan. Dengan tangan gemetar dan jantungku yang berdegup kencang, perlahan ku lihat satu per satu foto di dalamnya. Hanya ada dua objek manusia pada album foto yang judulnya saja sudah membuatku senam jantung tak kunjung henti. Kalau tidak aldy, berarti hanya gadis itu sebagai objeknya. Tapi, gadis dalam foto-foto ini , aku tidak pernah mengenal sebelumnya.
Saat aku melihat salah satu fotonya, aku sangat terkejut melihat foto Arief dengan Gadis itu. Di foto itu tertulis beberapa kalimat “My Angel , and I love her so much” . Setelah melihat kalimat seperti itu , aku buru buru membuka timeline Arief .