Selama ini mungkin kita hanya mengenal Semburan lumpur lapindo yang melanda beberapa desa di tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Porong, Jabon dan Tanggulangin- Sidoarjo.
Bencana semburan lumpur ini telah merubah kawasan pemukiman, pabrik dan sawah menjadi lautan lumpur di Kabupaten Sidoarjo sampai sekarang, namun tidak banyak yang tahu bahwa di sekitar Candi Tawangalun yang terdapat di Dusun Kampung Baru Desa Buncitan Kecamatan Sedati, Sidoarjo terdapat semburan lumpur yang telah ada jauh sebelum bencana lumpur lapindo Sidoarjo ada.
Menurut juri kunci Candi Tawangalun yang terletak di sebelah semburan lumpur yaitu bapak Syaiful sebelum gempa Yogya dan tsunami Aceh terjadi semburan lumpur yang cukup deras dan suara gemuruh di sekitar semburan lumpur tersebut. Sampai sekarang menurut Bapak Syaiful jika terjadi aliran lumpur yang cukup deras yang disertai gemuruh biasanya menandakan akan terjadi bencana alam.
Yang menarik di depan semburan lumpur tersebut merupakan bangunan sumur windu atau yang lebih dikenal dengan Candi Tawangalun, yang merupakan candi peninggalan Kerajaan Majapahit. Candi yang berbentuk segi empat yang tengahnya terdapat lubang dengan kedalaman sekitar dua meter ini keberadaanya kurang begitu terawat begitu pula dengan daerah sekitar semburan lumpur.
Candi Tawangalun sendiri merupakan peninggalan leluhur yang terbuat dari batu bata merah yang bercorak agama hindu. Candi yang terletak di belakang Akademi Perikanan Sidoarjo ini konon merupakan candi yang dibangun oleh Raksasa resi Tawangalun sebagai tempat pendermaan. Reksasa resi Tawangalum sendiri merupakan ayah dari Putri Tawangalun selir dari Raja Brawijaya yang memimpin Kerajaan Majapahit kala itu.
Sebenarnya daerah tersebut potensial untuk dijadikan obyek wisata edukasi, (Candi Tawangalun dan semburan lumpur di sekitarnya) apalagi daerah tersebut dekat dengan wisata pemancingan yang sudah cukup terkenal untuk itu diperlukan perhatian pemerintah untuk mengelolah daerah tersebut sebagai obyek wisata di Sidoarjo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H