Lihat ke Halaman Asli

Dwiroso Dwiroso

Karyawan swasta

Ramadhan

Diperbarui: 10 Maret 2024   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ramadhan
By. Dwiroso

Ramadhan
Kesucian sebuah bulan
Setelah bulan-bulan berlalu
Sebelas jumlahnya
Diri yang telah difitrahkan
Di Ramadhan tahun lalu
Segala ibadah ditegakkan
Ambruk dalam kealpaan
Nafsu mati-matian dikendalikan
Nilai-nilai kebajikan bersliweran
Semesta bertabur shalawat
Ayat suci membanjiri jagat raya
Saat ujung Ramadhan sampai
Pintu pertempuran dibuka
Didepan alam pembuktian terbentang
Syetan dilepas
Siap membalas
Dengan kekuatan sebulan penuh
Siap hancur atau sebisanya tetap bertahan?
Berdiri atau tumbang
Lalu bangkit dan terkapar kembali
Diri yang terhempas
Diri yang compang camping
Diri yang bertahan ditengah lautan
Mengapung-apung
Dalam kesadaran
Lalu terseret  arus hingga didasar kehinaan
Langkah tertatih
Memasuki Ramadhan tahun ini
Kembali membersihkan diri
Menggelontorkan daki-daki
     
Terpojok dalam sunyi
Merenungi nilai-nilai yang telah raib
Atau sengaja tak dipedulikan
Hingga ketlisut diranah pesta pora profan


Ramadhan,
Bulan yang dimuliakan
Tuhan yang memuliakan
Manusia dimanjakan dengan pahala


Ramadhan,
Komitmen dalam menyongsong bulan-bulan didepan
Mengutuhkan kesadaran menghadapi kerasnya tantangan dan dendam syetan
Mempurnakan bekal dan bahan bakar


Ramadhan,
Rekonstruksi imanku
Puncak hidupku
Klimaks perang badarku
Tauhid mengutuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline