Lihat ke Halaman Asli

Dwiroso Dwiroso

Karyawan swasta

Biarkan Luka Itu

Diperbarui: 1 Agustus 2023   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Biarkan Luka Itu
By. Dwiroso

Lentera itu hampir padam
Namun hatimu selalu bercahaya                          Berpijar,                                             Di genggaman temaram


Ada sejumput pesan
Menyentuh akal
Jangan berpaling dari cahaya itu
Walau tercabik cabik waktu

Kau berdiri membisu
Membawa hatimu
Yang tinggal kepingan kepingan
Menatapku dingin

Aku tak sanggup
Melihatmu
Guratan raut muka
Menyisakan memori perih

Ucapan mu sebelum pergi
Kenapa kau tak bicara?
Aku tak mau kau salah memilih

Akal yang lepas dari hati
Akal yang menghindari suara sejati
Terpenjara nafsu
Deru nya mengalahkan nalar

Kau mencintai ku
Cinta yang tak terucap
Kau menyayangi ku
Rasa sayang mu tersirat lewat butiran airmata
Menyayangkan keputusan ku

Diriku tinggal tubuh tanpa "jiwa"
merebah memungut kepingan hati

Jemarimu meraba keningku
Mengusap segala perih
Untuk terakhir kalinya
Kau berpesan
Biarkan luka itu
Rasakan..
Rasakan sakitnya

Hingga kau tak lagi merasakan

Ujung suara itu menggaung
Sebelum akhirnya menghilang
Bersama eksistensi mu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline