Lihat ke Halaman Asli

Nabi Nuh AS dan Praktik Diplomasi yang Diterapkannya

Diperbarui: 27 Oktober 2019   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: dictio.id

Terdapat 25 nabi dan rasul yang wajjib diketahui, salah satunya adalah nabi Nuh Alaihissalam.

Nabi Nuh diutus untuk kaum Bani Rasib yang banyak melakukan kemungkaran karena menyembah dan mempercayai Wadd, Suwa', Yagus, Ya'uq, dan Nasr.

Dalam diplomasi, diutusnya Nabi Nuh sebagai rasul merupakan salah satu fungsi diplomat yaitu representation. Dua fungsi lainnya adalah reporting dan negotiation.

Representation merupakan fungsi perwakilan seorang diplomat di negara lain. Dalam hal ini, Nabi Nuh telah melaksanakan fungsi tersebut. Ia diutus Allah kepada kaumnya untuk meluruskan akidah-akidah mereka yang telah sesat.

Sebagai perwakilan Allah, Nabi Nuh berusaha menjelaskan kepada kaumnya mengenai akidah serta ajaran yang benar agar mereka tidak melakukan penyimpangan.

Nabi Nuh melaporkan kepada Tuhannya ketika ia menyampaikan hasil akhir dari perjuangannya yang amat panjang.

Ia menggambarkan perjuangannya yang terus menerus tanpa pernah putus itu dengan mengatakan "Sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang." 

Nuh tidak pernah bosan, jenuh, dan putus asa menghadapi kaumnya yang selalu berpaling itu "maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran)".

Dari terjemah ayat dalam surah Nuh diatas terlihat bahwa Nabi Nuh selalu melaporkan hasil dakwahnya yang penuh perjuangan kepada Allah.

Melaporkan hasil diplomasi merupakan  fungsi seorang diplomat. Dalam bahasa diplomasi disebut dengan fungsi reporting. 

Fungsi reporting Sebagai bentuk laporan dan perlindungan terhadap kepentingan bangsa dan warganya di negara lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline