Lihat ke Halaman Asli

Dwi Rahmayani

Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan, FEB - Universitas Negeri Semarang

Tingkatkan Kualitas Pengolahan Kopi, Tim Pengabdian UNNES Berikan Pelatihan di Jambu

Diperbarui: 3 Agustus 2024   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2024.

Jambu, Kab. Semarang – Kecamatan Jambu, tengah bertransformasi menjadi pusat pengolahan kopi robusta berkualitas tinggi di Kabupaten Semarang. Upaya ini diwujudkan melalui program AROMA (Agro-Roasting Optimal) yang diadakan oleh tim dosen Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis dalam skim kemitraan Universitas Negeri Semarang. Pengabdian ini diketuai oleh Dwi Rahmayani S.E., M.Si. dan beranggotakan Annis Nurfitriana Nihayah, S.E., M.E, Fredericho Mego Sundoro, S.E., M.Ec.Dev., Dr Detalia Noriza Munahefi S.Pd., M.Pd dan melibatkan mahasiswa didalamnya. Program pengabdian ini memberikan pelatihan mendalam kepada para petani kopi setempat. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, 1 Agustus 2024 ini menghadirkan para ahli dari berbagai bidang, mulai dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Semarang, Trainer dari PT Indotech Trimitra Abadi hingga akademisi dari Universitas Negeri Semarang. Prihantoro Cahyo Waskitomo atau kerap disapa dengan Pak Cahyo, narasumber yang berpengalaman di bidang pengolahan biji kopi, memberikan pemahaman mendalam mengenai proses pasca panen kopi, teknik roastery, dan penyeduhan. Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Semarang melalui Pak Erik turut mewakili dan memberikan pendampingan. Fokus pada kegiatan ini yaitu peningkatan kapasitas dari petani kopi melalui inovasi pengolahan dan pemasaran.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Semarang, Dwi Rahmayani, S.E., M.Si. turut memberikan keterampilan teknis, para petani maupun pengolah kopi dan barista juga diajarkan cara mengolah kopi menjadi produk turunan seperti sabun scrub, masker, dan pupuk organik. Pelatihan pemasaran digital juga diberikan untuk memperluas jangkauan pasar produk kopi di Kecamatan Jambu.

Beliau menyampaikan, bahwa dampak kopi terhadap lingkungan cukup besar, dan sebagaian besar merupakan kopi yang terbuang. Sebesar 11,7 Kg Karbon dioksida dilepaskan oleh limbah kopi. Dalam kesempatan yang sama, beliau menjelaskan mengenai konsep MBM atau Material Balance Model dengan cara menerapkan 3R (Reduce, Reuse Recycle) dalam pengolahan pertanian kopi. 

Disampaikan juga pentingnya membuat packaging produk yang menarik, ketika kemasannya menarik, aman dibawa, memuat informasi lengkap, konsumen juga pasti berminat untuk membeli, sebab tak jarang masyarakat kita membeli suatu barang hanya karena kemasannya yang menarik.

Pada sesi selanjutnya, terdapat dua sesi yakni Roasting dan Brewing. Sesi ini dipaparkan oleh Pak Cahyo mengenai manajemen roasting, sortasi roasting, safety method, standard quality, cuping method, added evaluating roasting. Tujuannya adalah untuk menghasilkan kopi robusta dengan cita rasa khas dan nilai jual yang tinggi. Dalam sesi pemaparan, beliau menguraikan secara komprehensif bagaimana alur industri kopi di Indonesia serta acuan standar baku yang semestinya harus diperhatikan sebagai pertanggungjawaban sebuah profesi maupun bisnis.

Setelah sesi pemaparan tersebut, peserta diarahkan untuk turun guna melakukan praktik roastery. Dalam praktik tersebut dijelaskan mengenai pengoperasian mesin sangrai, teknik dan proses roasting, serta mengenal tingkat kemetangan roasting. Sebab, selain dihasilkan dari biji kopi yang bagus, proses sangrai kopi yang benar sangat berpengaruh terhadap kualitas secangkir kopi. Praktik yang selanjutnya dilakukan ialah brewing dan cupping. Brewing merupakan cara meracik dan menyeduh kopi secara sederhana, dalam sesi ini peserta workshop diajarkan bagaimana menyeduh kopi dengan teknik V60 dengan menggunakan alat bernama dripper. Teknik menyeduh kopi (brewing) sangat mempengaruhi citarasa kopi, maka dari itu seorang pemula yang ingin terjun ke dunia perkopian wajib memiliki kemampuan tersebut. Setelah melakukan brewing, dilanjutkan dengan Cupping yaitu pelatihan menentukan, menganalisa, dan evaluasi kualitas dan karakteristik kopi melalui penciuman dan pengecapan.

Dengan potensi pertanian yang besar, Kecamatan Jambu memiliki lahan yang subur dan cocok untuk budidaya kopi. Namun, selama ini petani menghadapi kendala dalam meningkatkan kualitas produk dan memasarkannya. Program AROMA hadir sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Melalui pelatihan yang komprehensif, diharapkan petani kopi di Kecamatan Jambu dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk menjadikan Kecamatan Jambu sebagai salah satu sentra kopi berkualitas di Jawa Tengah.

Pemerintah mendukung penuh program AROMA ini sebagai upaya untuk mengembangkan sektor pertanian dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan kolaborasi berbagai pihak termasuk pemerintah Kecamatan Jambu, diharapkan program ini dapat berjalan berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Kecamatan Jambu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline