Lihat ke Halaman Asli

Kado Cinta

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam remang remang persepsi, gema dan gaung

Kado cintamu engkau berikan melebihi besarnya gunung

Salah mengerti sedikit cuaca bisa mendung

Bahkan mungkin hitam kelam bagai sedang dirundung berkabung

Dalam remang remang persepsi, gema dan gaung

Kutata hatiku menjemput kata kata cinta

Kuurai simpul konstelasi pemikiranmu

Ku kontemplasikan dalam ruang ruang rindu kesendirianku

Dalam remang remang persepsi, gema dan gaung

Pisau kata kata berkilat kilat

Menyayat perasaan dalam lintas perenungan sesaat

Mengguris pemahaman dalam lintas perenungan yang rekat

Dalam remang remang persepsi, gema dan gaung

Kado cinta adalah penemuan kebenaran dalam kesejatian

Walau untuk itu ongkosnya tak terbayarkan

Tak sebanding dengan hasil yang diharapkan

Kado cinta banyak wajahnya

Kata mesra merayu menggoda – itu kado cinta

Senyum genit dan sorot mata menggigit – itu kado cinta

Kado cinta berupa rupa

Caci maki – itu kado cinta

Cemooh – itu kado cinta

Hujatan – itu kado cinta

Walau dalam remang remang persepsi, gema dan gaung – itu bisa Neraka

Kado cinta dalam setangkup maki –an

Membentengi diri dari ganasnya kenyataan di luaran

Kado cinta dalam sebungkus hujatan

Senjata diri dari tajamnya belati kegetiran

Tak berani kusamakan diriku dengan Umar

Lebih berani kudekatkan diriku dengan pecinta khamar

Yang dari padanya perlu benturan untuk menemukan kebenaran

Siapakah aku, saat semua masih dalam remang remang persepsi, gema dan gaung

Ayah, tamparlah mulut anakmu ini

Mungkin aku bisa bangun dari tidur

Ayah, goroklah leher anakmu ini

Mungkin lebih baik aku tidur selamanya

Tapi kuminta satu hal padamu, satu hal saja

Untukku dan untuk mereka

Jangan berikan kado cinta itu

Dalam remang remang persepsi, gema dan gaung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline