Lihat ke Halaman Asli

Nyawa Dari Sebuah Perencanaan Bisnis

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Dwi Purnomo

Saat ini banyak peminat terutama dari kalangan mahasiswa dan pebisnis pemula untuk menjadi seorang wirausaha yang  sukses. Oleh karena itu, kini banyak ditemui kalangan yang berusaha mencari-cari ide bagaimana menciptakan produk baru dengan harapan mampu menghasilkan keuntungan yang besar. Untuk mewujudkan harapan itu biasanya dimulai dengan membuat perencanaan akan bisnis atau yang lebih dikenal dengan Business Plan. Perencanaan bisnis secara teoritis merupakan perancangan atas gagasan pendirian suatu usaha yang ingin dijalankan. Perencanaan ini dituangkan dalam konsep dasar bisnis dengan mengumpulkan data-data yang ada tentang kelayakan dan spesifikasi konsep bisnis yang kemudian diuraikan menjadi spesifikasi bisnis dengan menggunakan suatu pendekatan yang logis dan menjanjikan. Lebih rinci pada umumnnya didalamnya terdapat konsep bisnis, pasar, dan keuangan. Ketiga bagian tersebut kemudian dibagi-bagi menjadi komponen ringkasan eksekutif, deskripsi bisnis, strategi pasar, analisis kompetitif, rencana desain dan pengembangan rencana operasi dan manajemen serta faktor-faktor keuangan lainnya Dalam prakteknya, karena secara detail harus memenuhi aspek diatas, banyak kalangan yang memulai pemikirannya dengan mencari produk apa yang inovatif, kemudian pada  umumnya terjebak dengan berkutat pada produknya saja. Produk yang inovatif dalam perencanaan bisnis adalah hal yang penting, namun ada hal yang sering terlupakan dalam menuangkan gagasan yakni proses bisnisnya. Perlu dipahami bahwa perencanaan bisnis sebaiknya dimaknai sebagai perencanaan proses bisnis yang inovatif, bukan sekedar perencanaan produk inovatif semata, oleh karena itu dinamakan Business Plan, bukan Product Plan atau Product Design. Gagasan tertulis proses bisnis inovatif dalam perencanaan bisnis memiliki perananan penting untuk membangun logika yang lebih kuat untuk meyakinkan bahwa produk inovatif yang diciptakan dapat sukses di pasaran dan mendatangkan keuntungan seperti direncanakan. Dengan proses bisnis yang inovatif diharapkan mampu membangun keyakinan bahwa gagasan usaha ini mampu berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dan menguntungkan. Gagasan proses inovatif ini adalah inti dimana sebuah perencanaan dapat dibedakan keunggulannya dibandingkan dengan perencanaan lain, sehingga dapat diwujudkan menjadi usaha yang dapat tumbuh dengan sehat, stabil dan mampu memenuhi beberapa indikator keberhasilan yang diharapkan. Dengan banyaknya kalangan, terutama dari pebisnis pemula, keliru memahami Business Plan sebagai bentuk penuangan pemikiran bagaimana menciptakan produk baru. Sehingga, walaupun banyak tercipta produk yang inovatif, namun ternyata tidak suskes dipasaran. Hal ini adalah indikasi bahwa perancangan produk perlu diikuti juga dengan perancangan proses bisnis yang inovatif. Pada perjalanannya, penuangan gagasan usaha dalam tulisan perancangan bisnis dituntut secara gamblang menjelaskan bagaimana suatu produk yang ditawarkan mampu memberikan profit maksimal dengan  menjalankan manajemen dan pengendalian keuangan yang baik. Perencanaan Bisnis kemudian harus  dirancang untuk memenuhi kebutuhan bisnis itu sendiri, dan berfungsi sebagai ‘road map’ menuju tujuan kesuksesan yang dicapai dengan indikator tujuan yang spesifik, serta diidentifikasi tujuan dan cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Dari gambaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penuangan gagasan dalam perencanaan bisnis yang perlu diperhatikan bukan hanya pada memenuhi standar yang baik, lengkap dan menikitik beratkan pada produk inovatif yang ditawarkan saja, namun lebih dari itu, perencanaan usaha yang dituliskan haruslah memiliki nyawa yang lebih dari pada sekedar kelengkapan detail aspek yang dibahas dan produk barunya saja. Nyawa itu adalah proses bisnis inovatif yang merupakan hasil pemiliran kreatif dan orisinil yang kemudian dikembangkan untuk mampu membangkitkan logika yang mampu meyakinkan bahwa usaha yang dibangun mampu menguntungkan. Selain itu proses bisnis yang dirancang harus dapat memberikan manfaat bagi kepada pihak terkait, pengembalian terhadap modal, manajemen resiko dan perihal lain yang berhubungan dengan stakeholder mitra kerja, masyarakat dan lingkungan sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline