Lihat ke Halaman Asli

Dwi Purnawan

Saya adalah seorang pegiat literasi digital dan jurnalis di salah satu media online lokal di Jawa Timur

Romantika Mahasiswa Baru dan Cita Masa Depan

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13463799661393770598

Senin (27/08), langit kampus Unnes tampak biru, cerah, hangat, dan menawan, pertanda langit dikampus

Maba Unnes

konservasi itu sedang ceria menyambut kedatangan para calon pemimpin – pemimpin masa depan itu dikampus. Langit Unnes tersenyum hangat menyambut mereka yang kelihatan letih karena harus berjalan mutar – muter keliling kampus, mencari penugasan PPA, lalu keliling lagi, lalu masih harus ke kos untuk mengerjakan semua pernak – pernik penugasan yang ditugaskan oleh kakak – kakak panitia, belum lagi esok harus berangkat pagi – pagi agar tak kena hukuman dari sie disiplin Panitia PPA. Karena kalau telat sedikit saja bisa runyam urusan.

Hari – hari di pekan terakhir bulan Agustus 2012 ini mungkin menjadi waktu – waktu yang sibuk dan padat bagi para mahasiswa baru dan aktivis kampus. Aktivis kampus tengah sibuk menyiapkan dan mensukseskan terselenggaranya PPA dan OKPT serta PPA Jurusan, sedangkan kesibukan luar biasa juga tengah dinikmati ribuan mahasiswa baru yang telah resmi ber almamater kuning alias telah resmi menjadi warga Unnes. Apalagi kalau bukan mempersiapkan PPA Fakultas dan Jurusan.

Berbagai macam hal telah mereka lakukan, mengikuti Temu Teknik, membuat berbagai macam pernak – pernik untuk kelengkapan PPA, serta mengerjakan penugasan yang dibuat oleh para senior mereka. Hal ini seperti menjadi satu tradisi tahunan yang terjadi, bukan hanya di Unnes, tetapi hampir diseluruh perguruan tinggi di Indonesia, pasti dihadapakan dengan penyambutan mahasiswa baru ini. Tentu kedatangan mereka menjadi ladang subur bagi banyak pihak, mulai dari Unnes sendiri, bapak ibu kos, para aktivis kampus, dan bahkan juga para pemiliki toko, foto kopian, dan lain sebagainya.

Lelah. Letih. Capek. Inilah romantika mahasiswa baru.

Akan tetapi dibalik lelah letihnya karena aktivitas yang menumpuk, ada keyakinan tersembul dari mata yang penuh dengan energi baru itu, ia adalah asa dan cita.

Ya. Saat mahasiswa baru, adalah saat dimana asa itu muncul, cita itu mulai nampak. Tentang apa yang akan ia berikan untuk dirinya, untuk keluarganya, untuk masyarakatnya, untuk negeri tercinta ini. Asa itulah yang nanti akan menjadi energi, akan menjadi ruh yang menggerakkan segenap jiwanya berlomba – lomba memberikan prestasi hidup bagi diri, keluarga, masyarakat, serta negeri Indonesia tercinta ini.

Ya. Menjadi mahasiswa baru adalah saat dimana sisi kontribusi keilmuan yang kita masuki itu menjadi tantangan untuk kita selesaikan. Bukan hanya menyelesaikan tantangan pribadi, tetapi lebih dari itu adalah memberikan efek positif, alias memberikan manfaat sebesar – besarnya bagi rakyat Indonesia. Yang kuliah dijurusan Teknik Mesin, seharusnya sejak awal ia berfikir untuk mencipta mesin, bukan hanya teknisi, tetapi mencipta suatu alat yang memiliki nilai kebermanfaatan lebih bagi orang banyak. Yang kuliah dijurusan Hukum, bagaimana mulai memikirkan suatu media solutif alternatif yang mampu menyelesaikan dan menyeimbangan dunia hukum Indonesia, yang saat ini sedang berada dalam kondisi kritis.

Saat menjadi mahasiswa, dimana kita masuk kedalam gerbang  kampus yang serba heterogen, adalah saat dimana kita sedang belajar untuk bertanggungjawab atas nilai keilmuan yang kita miliki. Saat menjadi mahasiswa, kita dihadapkan pada persoalan – persoalan individu yang saya kira sudah menjadi tabiat mahasiswa, persoalan finansial, kos – kosan, lumrah bagi seorang mahasiswa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline