Lihat ke Halaman Asli

Oh, Seberkas Cahaya Itu

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gelap.. Pekat…Sunyi… Aku takut, bunda!

Nyanyian serangga, bayangan malam membuat jiwaku merinding

Jangan takut gelap, itu katamu

Tapi gundah ini tak juga sirna

Bunda, ingin segera kulihat mega terbit

Karena ku tahu, Setiap mega terbit gundahku menghilang karena cahayamu

Kasihmu yang tak pernah terhenti, merasuk menentramkan jiwaku

Cintamu yang tak pernah bisa kubalas, memberi harapan dalam hidupku

*****

Bunda, Kasihmu tulus sejati, seperti rasul taatnya pada ilahi

Kau selalu menjagaku, merawatku, dan menguatkanku

Energi cintamu bunda.. terpancar kuat

lewat senyummu yang merekah

Lewat doamu yang mengiringi langkah

Bunda.. nasehatmu, cubitanmu, Kata-katalembutmu

Adalah gas untuk bergegas, meraih kebahagiaan tanpa batas

*****

Telaga kasihmu tak akan pernah kering

Cahaya cintamu tak akan pernah padam

Kureguk tafakur dalam kesunyian, terasa syahdu dalam sanubari

Terucap kata paling dalam, terimakasih oh bunda…

Atas seberkas cahaya cinta itu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline