Lihat ke Halaman Asli

Dwi Prima Rachmalia

Mahasiswa Universitas Airlangga

Fenomena Brand Ambassador K-POP di Indonesia

Diperbarui: 1 Juli 2022   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baliho Brand Ambassador K-Pop whitelab Sehun di Jl. Basuki Rahmat Surabaya / sumber gambar : Dwi Prima Rachmalia

Penurunan penjualan dan krisis kepercayaan pembeli saat ini merupakan sebuah hal yang menakutkan bagi para pebisnis. Banyak sektor telah mengalami kerugian hingga tak terhitung jumlahnya. Sehingga, kebangkrutan bisnis mulai tidak dapat dihindari lagi. Hal ini tentu saja berimbas besar kepada para pebisnis yang ingin memasarkan produknya. Oleh karena itu, banyak para pebisnis saat ini mulai memutar otak untuk strategi pemasaran produk mereka.  Hal inilah yang mulai memunculkan persaingan ketat antar para pebisnis.

Di kota metropolitan saat ini mulai banyak terlihat baliho – baliho iklan yang dihiasi oleh Brand Ambassador artis K-POP. Tidak dapat dipungkiri, Korean wave atau hallyu sedang merajalela di Indonesia. Korean wave merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan mengenai penyebaran budaya korea melalui musik, drama, dan fashion. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya artis korea yang mulai tampil di tv komersial sebagai bintang tamu utama sebuah brand atau marketplace. Shoppe, Tokopedia, Nature Republic, Whitelab, dan Azarine merupakan sebuah perusahaan yang saat ini banyak digemari oleh masyarakat Indonesia dan tengah menjadikan artis K-POP seperti NCT, Lee Min Ho, BTS,  Blackpink, dan Exo sebagai Brand Ambassador.

Lantas, apa sebenarnya alasan perusahaan menggunakan artis K-POP sebagai Brand Ambassador ?

Baliho Lee Min Ho sebagai Brand Ambassador Azarine di Jl. Basuki Rahmat Surabaya / sumber gambar : Dwi Prima Rachmalia

Meskipun belum terdapat data statistik yang resmi mengenai seberapa besar penggemar K-Pop di Indonesia. Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh LIPI pada April 2020 ditemukan 940 responden yang menonton drama korea selama masa pandemi. Dimana, sebagian besar penggemar K-Pop tersebut berasal dari kalangan perempuan. Selain itu, pada tahun 2020 diketahui  7,5 miliar orang melakukan tweet melalui media sosial twitter mengenai K-Pop. Data tersebut didapat dari periode 1 Januari hingga 31 Desember 2021. Tweet ini nyatanya berasal dari negara Indonesia, Filipina, Thailand, Korea Selatan, dan Amerika. Sehingga, menjadikan Indonesia menduduki puncak paling atas sebagai negara dengan jumlah penggemar K-Pop terbanyak pada periode Juli 2020 hingga Juni 2021. Minat penduduk Indonesia akan budaya korea tidak terlepas dari musik K-Pop yang saat ini gemar didengarkan oleh banyak kalangan, mulai dari generasi muda hingga tua. Penggunaan media sosial seperti Tik-Tok yang menyediakan konten K-Pop tentu berperan adil dalam penyebaran Korean wave di Indonesia. Banyak dari penggemar K-Pop juga tak segan untuk membeli merchandise dengan wajah idola mereka meskipun harus merogoh kocek yang lumayan menguras kantong. Ada beberapa faktor yang menyebabkan K-Pop dapat populer di Indonesia yakni banyak masyarakat Indonesia yang tertarik akan tren kecantikan, budaya, fashion, dan yang paling utama adalah musik.

Semakin maraknya Korean Wave di Indonesia bukannya tidak mungkin akan menyebabkan banyak brand dan marketplace yang memanfaatkan K-Pop sebagai media pemasaran suatu produk guna menarik minat pembeli. Sehingga, diperlukannya strategi yang tepat dalam hal pemasaran suatu produk.

Lalu, apa saja faktor yang digunakan perusahaan dalam proses pemilihan Brand Ambassador ?

Baliho Han Seo Hee sebagai Brand Ambassador Somethinc di Jl. Mayjend Prof. Dr. Moestopo / sumber gambar : Dwi Prima Rachmalia

Proses pemilihan brand ambassador ini tentunya dilakukan dengan hati – hati untuk mencapai target penjualan. Pemilihan artis sebagai Brand Ambassador umumnya menggunakan metode VisCAP. VisCAP terdiri dari Visibility (dimensi popularitas), Credibility (pengetahuan artis terhadap produk), Attraction (daya tarik artis), dan Power (kemampuan selebriti untuk menarik konsumen). Dengan menggunakan metode ini nantinya perusahaan dapat memprediksi seberapa besar kenaikan penjualan produk yang telah dipasarkan.

Namun, apakah baik menggunakan Brand Ambassador K-POP daripada artis lokal ? 

Baliho Lisa Blackpink sebagai Brand Ambassador Ajaib di Jl. Basuki Rahmat Surabaya / sumber gambar : Dwi Prima Rachmalia

Tentu saja timbul sebuah pro-kontra akibat masalah ini. Sebagian orang menganggap bahwa seharusnya produk lokal lebih baik dipasarkan oleh artis lokal. Dan sebagian orang lainnya beranggapan bahwa dengan menggunakan Brand Ambassador Korea tentu akan dapat meningkatkan Brand Awareness dan pemasaran produk secara global. 

Jika dilihat dari segi bisnis, tentu saja setiap pengusaha akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan pada masa sulit ini. Penggunaan artis Korea sebagai Brand Ambassador dirasa dapat menjadi rencana utama yang tepat karena fanbase mereka yang besar di Indonesia. Proses promosi produk lama dan terbaru dapat dilakukan dengan mudah melalui media sosial. 

Perusahaan umumnya akan melakukan promosi produk menggunakan program set produk dengan bonus photocard yang telah ditandatangani oleh Brand Ambassador. Bonus tersebut dapat diperoleh saat konsumen membeli dengan minimal harga tertentu. Selain itu, proses promosi ini umumnya akan memunculkan sebuah trending di beberapa media sosial seperti twitter. Sehingga, nantinya perusahaan tidak perlu bersusah payah untuk melakukan proses promosi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline