Lihat ke Halaman Asli

Inhaler melawan panas tubuh?

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ini adalah sebagian kecil dari pengalaman hidup saya. Ijinkanlah saya membagi sugesti yang saya rasakan. Saya mungkin selalu bekerja tidak teratur, dalam artian jam kerja saya yang memang selalu berubah-ubah. Terkadang, saya berangkat kerja jam 7 pagi dan tiba di rumah jam 10 malam. Atau malah berangkat jam 3 sore dan selesai bekerja jam 4 pagi. Semua keseharian yang bisa dibilang tidak terlalu mengikuti gaya hidup sehat tersebut telah saya jalani sejak tahun 2004 silam.

Gaya hidup yang seperti itu secara otomatis mengkonsumsi daya tahan tubuh serta kesehatan saya. Berbagai gejala penyakit ringan pun telah saya anggap sebagai asupan sehari-hari saya. Menyikapi hal tersebut keluarga saya tak henti-hentinya mengingatkan saya agar selalu menyisipkan bulir-bulir vitamin ke dalam tubuh saya yang semakin lama semakin melawan undang-undang “sehat”. Setelah menenggak segelas air putih dan sebutir vitamin C yang saya beli di apotek di ruko di area perumahan, saya pun kembali siap bekerja “rodi”. Tetapi anehnya setiap malam saya selalu merasa panas tubuh saya meningkat, dan ini terus mengganggu benak saya. Kenapa ini? Ada apa dengan saya?Keluarga saya pun dengan santai menjawab, “itu karena kamu selalu bekerja tak henti-henti..” oh ternyata workaholic maksud mereka.

Serangan influenza pun terus saya terima. Gejala hidung buntu dan hidung meler sudah menjadi santapan saya tiap malam. Hal itu membuat saya terus menggenggam sebuah inhaler produksi local yang digunakan untuk melegakan hidung yang tersumbat. “srooot..srooot” Saya menghirup inhaler tersebut..dan “aaaahhh lega”. Sebuah kebiasaan solusi kerja. Suatu ketika dikala serangan itu datang lagi, sebuah serangan baru pun menggempur saya, “PANAS TUBUH!!!”. Waah…ada lagi. Tindakan spontanitas pun saya lakukan, “srooot..srooot”...dan “aaaaah lega”. Saya melakukan tindakan beberapa kali dan apa yang terjadi? Panas tubuh saya menurun. Saya tidak merasakan lagi serangan panas tubuh atau seperti yang orang Jawa selalu sebut sebagai “sumer”. Semenjak itu, jika saya merasakan panas tubuh meningkat, saya selalu menghirup inhaler saya..dan voilaa…panas ngaciiiiir. Harap diperhatikan bahwa inhaler tersebut tidak untuk digunakan pada penderita dengan umur di bawah 5 tahun.

[caption id="attachment_126237" align="aligncenter" width="300" caption="Inhaler yang saya gunakan ( foto : sunbirdmanagement.co.uk )"][/caption]

Ya, itu mungkin hanya sugesti saya saja, tetapi itu yang saya lakukan selama ini dan anehnya “IT WORKS!!!”. Saya memang belum berkonsultasi sama sekali pada ahli medis atau dokter, jadi saya belum mengetahui apakah tindakan saya itu berbahaya atau malah sebuah alternative penyembuhan model baru.

( background mp3 : Les Bonbons by Jacques Brell, www.beemp3.com )




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline