Lihat ke Halaman Asli

Kritik Sastra Puisi "Hujan Bulan Juni" Karya Sapardi Djoko Damono

Diperbarui: 26 April 2021   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kumpulan Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi DJoko Damono. | gramedia.com

Hujan Bulan Juni

“ tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu”

Karya Sapardi Djoko Damono

Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono diterbitkan Grasindo pada 1994. Kumpulan puisi ini memuat 102 puisi karya Sapardi yang ditulis tahun 1964 hingga 1994. Beberapa puisi dalam kumpulan ini merupakan penerbitan ulang dari puisi-puisi yang pernah terbit sebelumnya. 

Judul kumpulan puisi ini diambil dari puisi yang ditulis Sapardi tahun 1989. Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga berkebangsaan Indonesia terkemuka. Ia kerap dipanggil dengan singkatan namanya, SDD.

Ia dikenal melalui berbagai puisinya mengenai hal-hal sederhana namun penuh makna kehidupan, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum.

Baca Juga: Sapardi Abadi dalam Jejak Literasi

Puisi “Hujan Bulan Juni” memiliki makna perumpamaan tentang ketabahan atau kesabaran rasa kasih sayang kepada seseorang yang dicintainya dan diibaratkan melalui hujan yang datang pada bulan Juni. Hujan yang datang pada bulan Juni bermakna ketabahan, kesabaran, romantis karena mengetahui rasa rindu sang pohon yang menggebu tanpa diucapkan kepada hujan.

Bulan Juni adalah bulan kemarau sehingga tidak terjadi hujan, oleh karena itu makna ketabahan seseorang diartikan untuk tidak mengungkapkan rasa sayang dan rindunya pada seseorang yang dicintainya. Pada bait kedua memiliki arti bahwa sang penulis ingin menghilangkan keraguan pada orang yang dicintainya. Pada bait ketiga memiliki makna bahwa sang penulis menyimpan perasaan kepada orang yang dicintainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline