Lihat ke Halaman Asli

Dwi Nurcahyo

Pekerja Swasta

Rasionalitas dan Ego Bung Towel

Diperbarui: 27 Maret 2024   03:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kolase tvonenews/PSSI

"Mat, menit 90 fisik masih bagus berkat siapa nih?" ucap seorang pembawa acara kepada Mamat Alkatiri

"E....pemain-pemainnya sendiri sih," jawab Mamat

Bung Towel pun langsung menyambar

"Ya pelatihnya di klub dong." 

"Bukan karena pelatih sih," balas Mamat. "Yah, kaya kita enggak pernah nonton Liga 1 aja........ Bung Towel... Bung Towel." Semuanya pun terkekeh. Namun tidak untuk Bung Towel

Dialog di atas merupakan cuplikan live streaming dari nonton bareng laga Vietnam vs Indonesia yang ditayangkan oleh kanal Youtube Sport77. Di pertandingan tersebut, Indonesia dapat memutus catatan buruk 20 tahun tidak pernah menang kala bertandang ke Vietnam. 

Di live streaming Sport77, saya masih tidak habis pikir ketika yang lain bersorak saat gol Ramadhan Sananta, hanya Bung Towel yang terdiam lemas dan lesu. Saya pikir dia WNV (Warga Negara Vietnam) ternyata setelah saya kulik-kulik lagi, dia toh WNI. Loh, kok WNI pas timnasnya cetak gol enggak bersorak. Mungkin lagi sakit kali ya, eh, tapi kok kalo lagi sakit datang pas diundang. Ah, sudahlah. Rumit rasanya untuk menjelaskan hal itu, kalo kata orang jawa bilan, njelimet.

Mungkin para pembaca mengerti keadaan di mana pada saat kita menjadi oposisi yang bergerak agar sesuatu dapat berjalan seimbang dan bahkan maju, kendati demikian seringkali ego dan dengki dapat memutus hubungan erat antara rasionalitas. Seringkali kita melihat seorang suporter rival tidak mengakui rivalnya lebih hebat dari segi sejarah dan seringkali juga kita jumpai beberapa suporter yang enggan mengakui tim musuh bermain lebih ciamik dan mengagumkan, namun mereka menolak itu dan pada akhirnya tim yang mereka dukung terbantai 3-0.

Tidak ada salahnya kita mengakui apa yang memang benar baik dan juga buruk. Terlebih lagi apabila pernyataan yang dikemukakan akan dinilai dan dikaji oleh guru dari sang mahaguru: netizen. Kadang saja yang benar bisa jadi salah, apalagi yang salah.

Saya jadi ingat ucapan Mas Bepe di bukunya yang berjudul Pride, "Atas nama rasa cinta kita terhadap olahraga ini, serta untuk kebanggaan bangsa. Maka mari kita singgkirkan ego kita untuk kepentingan yang jauh lebih besar."

Sekian dan terima kasih, pembaca
   




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline