Lihat ke Halaman Asli

Menyambut Hari Fitri dan Inovasi Baru dalam Mengajar

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Meskipun hari fitri telah berlalu namun suasananya masih terasa. Kata “Fitri” adalah berhubungan dengan fitrah (sifat asal) dalam artian manusia harus kembali ke fitrah asal mula seperti bayi yang terlahir tanpa dosa. Hari fitri pun merupakan momentum yang sangat dinantikan sebab di hari kemenangan itu kita dapat me-restart kembali segala dosa-dosa baik yang disengaja maupun tidak disengaja yang telah kita buat kepada siapapun termasuk kepada murid. Tradisi yang memang jangan dihilangkan setiap tahunnya, dimana semua murid dan guru saling berbaris bermaaf-maafan.

Di hari yang fitri, semua identik baru dimulai baju baru, sepatu baru dan yang lainnya. Bukan hanya pakaian ataupun yang lainnya yang dapat dilihat fisik semata namun hati kita pun harus memiliki inovasi. Menurut KBBI, inovasi ialah adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal baru; pembaharuan. Jika dikaitkan kedua istilah ”Fitri” dengan “Inovasi” tak jauh berbedanya hari fitri adalah hari kita untuk kembali menjadi lebih baik dan inovasi itu sendiri adalah pembaharuan dalam aspek apapun demi terwujudnya tujuan yang ingin dicapai.

Maka seyogyanya, kita sebagai guru harus menerapkan yang baru ini pada pengajaran yang baru. Disadari setelah liburan berakhir guru kembali ke rutinitas semula yaitu mengajar. Mungkin bagi guru kelas SD hampir setiap hari bertemu dengan murid yang muridnya itu-itu saja. Jika tidak ada inovasi baru setiap harinya disadari murid akan merasa jenuh dan bosan. Tidak hanya murid, mungkin juga dialami guru. Bila kita mengajar dengan melibatkan hati hari-hari itu tidak akan terasa jenuh dan inovasi akan muncul dengan sendirinya. Berbagai macam model, strategi, metode, teknik yang bersebaran dalam tulisan. Tugas kita adalah belajar, dan belajar bisa dari mana saja termasuk dengan teman sejawat.

Seandainya semua guru atau pendidik memiliki tujuan sama dan mengingat kembali tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pasti akan berlomba-lomba untuk senantiasa berinovasi dalam pembelajaran. Inovasi pembalajan ini sangat penting, sebab dapat meningkatkan motivasi siswa belajar dan guru sangat berperan penting dalam proses pembelajaran sebab guru adalah konduktor dari siswa-siswa yang sedang belajar.
Penulis: Yunita Indriani, S.Pd (SDN Cangkuang 1)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline