Penurunan jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung selama masa kepemimpinan Gubernur Arinal Djunaidi, yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024, patut diapresiasi. Secara detail, sekitar 29 ribu orang berhasil keluar dari kategori miskin. Hal ini merupakan angin segar bagi kesejahteraan masyarakat Lampung dan bukti bahwa program-program pemerintah daerah mulai membuahkan hasil nyata.
Jika melihat data dari BPS, pada 2023 angka kemiskinan di Lampung masih tercatat sekitar 970,67 ribu orang. Tapi setahun kemudian, jumlah ini turun menjadi 941,23 ribu orang, atau sekitar 10,69 persen dari total populasi Lampung yang berjumlah 9,4 juta jiwa. Penurunan ini menunjukkan adanya peningkatan dalam kondisi ekonomi masyarakat serta kemampuan Arinal dalam membangun Provinsi Lampung.
Ini adalah alasan mengapa masyarakat Lampung serta banyak pihak yang menganggap bahwa keputusan Arinal Djunaidi saat menjadi kandidat Calon Gubernur Lampung bersama Sutono sebagai wakilnya, merupakan langkah yang bijak. Pasangan nomor urut satu ini sudah terbukti secara kinerja serta pengalaman yang selama ini mereka kantongi.
Kembali membahas perihal penurunan angka kemiskinan di Provinsi Lampung, tentu saja, hasil ini bukan dicapai begitu saja. Banyak faktor yang berperan, mulai dari program ketahanan pangan, pembangunan infrastruktur, hingga penyaluran bantuan sosial yang merata. Semua ini menjadi bukti bahwa pemerintah provinsi serius dalam upaya mengentaskan kemiskinan.
Program-program ini memberikan dorongan pada perekonomian masyarakat di daerah, terutama di pedesaan yang selama ini mungkin sulit tersentuh bantuan.
Namun, tak bisa dipungkiri, masih ada tantangan besar di depan. Lihat saja, beberapa daerah di Lampung masih mencatat angka kemiskinan yang cukup tinggi. Di Lampung Timur, misalnya, ada sekitar 142,69 ribu orang (13,19 persen) penduduk yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Diikuti oleh Lampung Selatan dan Lampung Tengah yang masing-masing memiliki 132,38 ribu orang (12,57 persen) dan 137,41 ribu orang (10,37 persen) penduduk miskin.
Di sisi lain, Kota Metro mencatat angka kemiskinan terendah, yakni sekitar 12,07 ribu orang atau 6,78 persen. Data ini menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di Lampung masih memiliki variasi yang cukup signifikan di berbagai wilayahnya. Inilah yang akan menjadi tugas dari Arinal-Sutono saat mereka terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Lampung nanti.
Kunci dari upaya mengurangi angka kemiskinan ini tentu terletak pada bagaimana pemerintah dapat terus memperkuat layanan dasar dan menciptakan lebih banyak peluang ekonomi bagi warga.
Dengan garis kemiskinan di Lampung yang saat ini berada di angka Rp 582.932 per kapita per bulan, penting bagi masyarakat untuk memiliki akses yang memadai terhadap kebutuhan pokok, baik pangan maupun non-pangan, agar tidak terjebak dalam kondisi ekonomi yang sulit.
Ke depannya, diharapkan pencapaian ini dapat menjadi pijakan bagi pemerintahan selanjutnya untuk lebih serius dalam mengatasi kemiskinan. Pemerintah perlu melanjutkan program-program yang telah ada, sekaligus menggali solusi kreatif lain yang dapat membantu masyarakat meningkatkan penghasilannya.