Pendidikan agama Islam di sekolah, khususnya di tingkat SMA, memiliki peran yang sangat krusial dalam membentuk karakter generasi muda. Namun, dalam praktiknya, seringkali ditemui permasalahan yang menghambat pencapaian tujuan tersebut. Salah satu masalah yang menonjol adalah minimnya kemampuan siswa dalam membaca dan menulis Al-Qur'an dengan baik dan benar sesuai dengan tajwid.
Kemampuan membaca Al-Qur'an bukan hanya sebatas keterampilan teknis, melainkan juga merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan memahami dan mengamalkan bacaan Al-Qur'an yang benar, diharapkan siswa dapat lebih dekat dengan Al-Qur'an sebagai sumber petunjuk hidup.
Akar Masalah
Mengapa banyak siswa SMA yang masih kesulitan dalam membaca dan menulis Al-Qur'an? Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab antara lain:
Kurangnya waktu alokasi untuk pembelajaran Al-Qur'an: Padatnya kurikulum dan tuntutan materi pelajaran lain seringkali menyebabkan waktu yang dialokasikan untuk pembelajaran Al-Qur'an menjadi terbatas.
Metode pembelajaran yang kurang menarik: Metode pembelajaran yang monoton dan kurang inovatif dapat membuat siswa merasa bosan dan kurang termotivasi untuk belajar Al-Qur'an.
Kurangnya fasilitas pendukung: Tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang memadai untuk pembelajaran Al-Qur'an, seperti mushaf Al-Qur'an yang cukup, ruang belajar yang nyaman, atau guru yang memiliki kompetensi dalam mengajarkan tajwid.
Kurangnya perhatian orang tua: Dukungan orang tua sangat penting dalam menumbuhkan minat baca Al-Qur'an pada anak. Namun, kesibukan orang tua seringkali membuat mereka kurang memiliki waktu untuk mendampingi anak belajar Al-Qur'an.
Dampak Negatif
Minimnya kemampuan membaca dan menulis Al-Qur'an dapat berdampak negatif bagi siswa, antara lain:
Terhambatnya pemahaman terhadap ajaran Islam: Tanpa kemampuan membaca Al-Qur'an dengan baik, siswa akan kesulitan memahami makna dan pesan yang terkandung di dalamnya.