Lihat ke Halaman Asli

Dwi Mulyani

Wiraswasta, Konselor

Mengenang Tragedi Banjarmasin Kelabu

Diperbarui: 25 Mei 2021   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Mengenang tragedi Banjarmasin kelabu. Tanggal 23 Mei 1997,  saat itu saya sedang berada di Bank Lippo yg berada di gedung Junjung Buih Plaza Jl.Lambung Mangkurat Banjarmasin. Ditengah tengah antrian teler bank , tiba-tiba terlihat   deretan pawai diluar gedung dari arah Jl.Pangeran Samudera di perempatan katedral gereja Katolik.

Jelas terlihat dari dalam bank Lippo apa yg terjadi diluar sana.

Dan dengan tiba-tiba ada intruksi pegawai bank untuk segera menutup pelayanaan karena ada huru hara diluar sana. Dengan ketakutan yang luar biasa nasabah keluar gedung. Begitupun saya segera ingin pulang. Sepanjang perjalanan dari jalan lambung mangkurat ke jalan masjid merupakan perjalanan yg panjang dan menakutkan. Menyisir pinggir jalan walau melawan arus tetap dengan ngebut  ingin segera sampai di rumah. Dan benar saja untuk sampai dirumah tidak semudah yg dilakukan saat tidak terjadi apa-apa, karena dimana mana ada pawai orang dengan mengacung acungkan senjata tajam. Saya kalau membayangkannya benar-benar bergidik.

Begitu sampai di jalan sulawesi yg hanya beberapa meter akan sampai rumah, terhalang lagi pawai sehingga harus belok ke jalan antasan kecil barat, dengan keberanian yang masih ada langsung menerobos rumah orang yg pagarnya terbuka untuk sejenak berlindung menunggu pawai reda dan beruntung pemilik rumah menyediakan diri untuk dimasuki untuk perlindungan. Ketika pawai usai, dengan kekuatan yang masih tersisa dan ketakutan yang masih ada, segera pulang dan sampailah dirumah dengan selamat.  Bersyukur tetangga tetangga siap mengamankan keadaan lingkungan dan jawara2 jalan mesjid melindungi warga yang ada.

Dari berita yang selajutnya sungguh mengerikan karena banyak ibu-ibu disiang menuju sore itu yang harus pulang dengan telanjang dada karena dipaksa untuk melepas baju dan kaos yg dikenakan karena mengenakan kaos dengan lambang salah satu partai.

Ah banjarmasin kelabu saat itu , gedung dimana saya mengantri di bank saat itu luluh dibakar massa demikian juga plaza plaza bioskop bioskop habis dibakar. Penjarahan toko toko diplaza dilakukan orang orang tak bertanggung jawab.  Mayat mayat pagi besok harinya ditemukan dimana mana didalam gedung dan plaza.

Sungguh  tidak ingin berulang lagi , warga Banjarmasin sadar akan itu. Betapa menyakitkan perekonomian hancur, fasilitas umum rusak.

Banjarmasin kelabu menjadi luka batin warganya semoga dapat  dapat sembuh dan menjadi pelajaran penting. Damai itu indah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline