Lihat ke Halaman Asli

Dwi Meyqasari

Guru Sosiologi

Tanah Surga di Tanah Anarki

Diperbarui: 7 Oktober 2024   13:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Pribadi, Dwi Meyqasari

Pernahkan kalian mendengar istilah tentang Tanah Surga dan Tanah Anarki. Dalam lagu milik Koes Plus dengan judul "Kolam Susu" dan milik Superman Is Dead tentang "Sunset Di Tanah Anarki", serta pada beberapa judul film juga sering sekali istilah ini muncul. Semuanya sama-sama menceritakan tentang kondisi Negara kita. Begitu suburnya negara kita hingga para penyair ini, menggunakan istilah hiasan tersebut untuk mengambarkan potensi Indonesia dan sistem yang terjalin didalamnya.

            Beralibikan kepemilikkan  kekayaan yang melimpah ruah, dari hasil mineral, udara, tumbuhan, hewan, sampai potensi wisata yang sudah terkenal di manca negara. Hingga, Indonesia kerap dijuluki sebagai negara serpihan surga yang terlepas kedunia (Indonesia.go.id). Wajar saja, bila Indonesia dijuluki seperti itu. Makna hiasan tanah surga dan tanah anarki sangat mencerminkan sekali kondisi Indonesia sekarang ini. Terutama, keterkaitan antara tanah surga yang berbanding terbalik dalam tanah anarki berbentuk pola sistem pemerintahan yang terjalin di dalamnya. Sehingga pada pencapaian kuantitas kekayaan, negara kita tidak mampu mengkondisikan kemakmuran rakyat secara ideal. Semua ini, bisa diungkap dengan mengetahui lebih mendalam makna dari hiasan yang terkandung pada tanah surga dan tanah anarki tersebut.

            Dalam makna hiasan secara tidak langsung istilah tanah surga telah menunjukan betapa berpengaruhnya kesuburan sebuah tanah terhadap suatu wilayah, seperti Indonesia. Tanah yang subur akan memberikan hasil panen yang melimpah kepada petani di tempat tersebut. Keterkaitan hasil panen yang didapat ini, seharusnya bergandengan dengan kehidupan bahagia yang dimiliki petani setelah masa sulitnya. Misalnya memberikan jalan menuju kemakmuran para petani yang ada ditempat yang subur itu. Layaknya begitu.

            Namun bila potensi yang ada tersebut, tidak dimanfaatkan dengan benar, dan sesuai, bahkan sampai ada penyimpangan, hal tersebut tidak akan memberi dampak sama sekali kepada kemakmuran petani yang mengelolah nya. Lagi-lagi kembali ke proses pengelolaan. Potensi yang sudah  baik jika digabungkan dengan pengelolah dan proses yang berjalan dengan baik. Akan menghasilkan kebaikan didalam akhir ceritanya. Namun jika potensinya sudah baik pengelolahannya dan prosesnya kurang berjalan dengan baik, hasilnya tentu tidak akan mampu sesuai dengan ekspetasi yang diharapkan sebelumnya. Begitu juga dengan negara kita Indonesia. Sehingga inilah yang terjadi di tanah anarki, istilah hiasan lain yang menjelaskan tentang pola sistem pemerintahan Indonesia. Wajah lain dari Indonesia.

            Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id) anarki memiliki dua makna. Pertama, bermakna tidak adanya pemerintahan, undang-undang, peraturan, atau ketertiban disuatu wilayah. Kedua, bermakna kekacauan dalam suatu negara. Jika, pengertian ini ditelan mentah mentah, makna hiasan dari tanah anarki akan terlihat ambigu bila dikaitan dengan kondisi pengelolaan tanah surga di Indonesia. Oleh karena itu, perlu pemahaman yang lebih luat tentang konsep tanah anarki ini. Seperti, dalam pemahaman grup band Supermen Is Dad dengan lagu yang berjudul "Sunset di Tanah Anarki".

            Para musisi ini menginterpretasikan istilah hiasan "tanah anarki' dengan cara yang berbeda. Kata anarki lirik lagu tersebut melambangkan sebuah penindasan, kekacauan, kesewenangan serta ketidak adilan yang terjadi dinegeri ini. Sehingga dapat disimpulkan tanah surga di tanah anarki menggambarkan tentang kondisi Indonesia yang begitu kaya namun terpapar oleh penindasan dan ketidak adilan yang dilakukan oleh oknum yang mampu membeli hukum dan memperlakukan negeri ini bagaikan negara yang tidak memiliki aturan.

            Dalam kearifan lokal istilah tanah surga ditanah anarki dapat di padu-padankan dengan proses pembudayaan masyarakan dalam upaya melestarikannya tanpa dukungan moril atau material dari segelintir penuasa. Padahal luas nya wilayah negara Indonesia memberikan keunikan tersendiri terhadap kekayaan budaya yang hakiki dalam konsep pandang masyarakat lokal. Keberagaman tersebut menciptakan bermacam bentuk kearifan lokal disetiap wilayah negara. Kearifan lokal ini bisa dikelolah dengan baik menjadi aset berharga sebuah negara bila keadilan sosial  bagi seluruh rakyat Indonesia yang tercantum pada sila kelima, terpenuhi dalam pemerataan pembagunan dari upaya pelestarian dan pengelolaan kearifan lokal  dalam budaya masyarakat yang ada disetiap wilayah. Pengelolaan kearifan lokal bisa menjadi angin segar bagi pengembangan budaya yang mampu memberi nilai jual tersendiri baik dari sektor pengembangan ekonomi lokal ataupun destinasi wisata suatu daerah. Hal ini akan bisa berjalan dengan baik bila ada keselarasan dalam sistem kebijakan, penyaluran anggaran dan pengelolaan berkelanjutan  serta kesadaran masyarakat pada masing-masing wilayah. Namun jika kebijakan tersebut hanya berkutik disatu sirkel kekuasaan yang ada dalam tanah anarki. Tanah surga berupah aset kearifan lokal yang membudaya ditelantarkan begitu saja, tanpa pengelolaan padahal ini semua sangat menjanjikan. Terutama untuk Pembangunan Ekonomi Masyarakat lokal yang ramah untuk semua kalangan dan berkelanjutan.

            Namun bila kesadaran akan pelestarian budaya dari kearifan lokal yang ada di tanah surga berbentuk anarki pastinya lambat laun akan menghilang. Kearifan lokal yang ada hanya bisa dinikmati seperti dongeng saja yang berasal dari sejarah yang tidak bisa diuji kebenarannya. Padahal hal tersebut sudah ada di masyarakatnya. Kelanjutan dari tidak sadarnya pelestarian budaya hidup suatu masyarakat ditanah anarki. Lambat laun akan membuat kearifan lokal di Masyarakat Indonesia menjadi memudar. Terlebih dengan seiring perkembangan zaman dan peradaban yang ada saat ini. Semua akan ditinggalkan bahkan dilupakan. Oleh sebab itu, pelestarian dari budaya  kearifan lokal yang berasal dari tanah surga Indonesia akan menjadi kemelut yang kusut dalam prosesnya  bila tanah anarki tidak mampu mendobrak diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline