Lihat ke Halaman Asli

Dwi Mariyono

Doctor at the Faculty of Islamic Religion, Malang Islamic University

Transformasi Pendidikan menuju SDGs, Menghapus Batasan IPA-IPS-BAHASA di SMA

Diperbarui: 9 Agustus 2024   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Dr. Dwi Mariyono, M.Pd., MOS

Dosen Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Malang, Jawa Timur, Indonesia

Pendidikan memainkan peran kunci dalam mengarahkan dunia menuju pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam konteks global, pendidikan adalah fondasi untuk menciptakan masyarakat yang lebih berkeadilan, inklusif, dan berkelanjutan. 

Namun, di tengah upaya global untuk mencapai SDGs, pertanyaan mendasar muncul: Apakah sistem pendidikan yang kita terapkan saat ini benar-benar selaras dengan tujuan tersebut? Salah satu aspek yang perlu dikaji ulang adalah pemisahan jurusan di tingkat SMA---khususnya antara IPA, IPS, dan Bahasa. 

Batasan-batasan ini mungkin tampak logis dan terstruktur, tetapi apakah mereka masih relevan dalam dunia yang semakin dinamis dan kompleks? Atau justru, apakah pembatasan ini menjadi penghambat bagi generasi muda dalam mengembangkan potensi penuh mereka di era yang menuntut fleksibilitas dan keterampilan lintas disiplin?

Di banyak negara, siswa SMA dipaksa untuk memilih antara jurusan IPA, IPS, atau Bahasa pada usia yang relatif muda. Pilihan ini sering kali didasarkan pada persepsi masyarakat, dorongan orang tua, atau bahkan mitos akademis yang telah berlangsung lama. 

Meskipun pemisahan ini memberikan jalur yang jelas, realitas dunia kerja dan tantangan global saat ini jauh lebih kompleks dan tidak terbatas pada satu disiplin ilmu. 

Para profesional dan pemimpin masa depan diharapkan untuk berpikir secara holistik, mengintegrasikan berbagai bidang pengetahuan, dan bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang rumit. Dalam konteks ini, membatasi siswa pada satu jalur akademis mungkin tidak lagi relevan dan perlu dipertimbangkan kembali.

Menghapus batasan antara IPA, IPS, dan Bahasa di tingkat SMA bukan sekadar menyederhanakan pilihan siswa, tetapi juga membuka jalan bagi pendekatan pendidikan yang lebih inklusif dan fleksibel. Dalam dunia yang semakin terhubung, kemampuan untuk menggabungkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan humaniora menjadi semakin penting. 

Misalnya, tantangan lingkungan yang dihadapi dunia saat ini tidak dapat diselesaikan hanya dengan pendekatan sains atau kebijakan saja. 

Diperlukan pendekatan yang integratif yang menggabungkan pengetahuan dari berbagai disiplin untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan efektif. Menghilangkan pemisahan jurusan akan memberi siswa kesempatan untuk mengembangkan keterampilan lintas disiplin yang esensial bagi masa depan mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline