Lihat ke Halaman Asli

Dwi Marfuji

Runner, pingin hidup sehat dan syukur manfaat buat orang lain

Antara Premium, Pertalite, dan Sektor Hulu Migas

Diperbarui: 14 September 2016   18:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Explorasi besar-besaran berdampak akan kelangkaan migas tampaknya sudah semakinterasa. Era SBY minyak tanah mulai sulit dan digantikan gas LPG, sekarang diera jokowi bensin premium mulai dibatasi, bisa jadi kedepan pertalite, pertamaxdan perta-perta lainnya.

Masyarakat Indonesia sedari bangku SD sudah mulai dikenalkandengan materi Sumber Daya Alam (SDA), pembagiannya menjadi SDA yang dapatdiperbarui dan tidak dapat diperbarui. Migas termasuk golongan yang kedua atauperlu ratusan, ribuan bahkan jutaan tahun setidaknya untuk pembaharuansiklusnya. Satu hal dari fakta tersebut, mau tak mau kita harus menghematsegala yang berhubungan dengan pemakaian Migas.

Menindaklanjuti tersebut, pemerintah menggandeng berbagai pihak,termasuk asing. Pihak asing dipercaya lebih mampu dan juga lebih profesionaldimata para investor. Namun percaya atau tidak percaya, tidak semua asing ituprofesional?Lihat Porong Sidoarjo, Blok mahakam dulu, sekarang yang terbarudampak PLN yang membangun aset dipasrahkan investor asing, banjir tenaga kerjaasing tak bisa terhindarkan lagi. Selanjutnya Investor bila diurai pun takkalah mencengangkan didalamnya pun tidak sedikit anak bangsa yang meiliki danabermilyar dolar. Kekuatan anak bangsa tak mudah digeser bila bersatu, hilangkanke-egoisan dan tidak selayaknya dana milyaran dolar tersebut dialirkan ditanahyang jauh bahkan tak pernah kau injakan kaki disana.

Penutup, putra bangsa pemegang dana"mungkin  tak banyak untungnya menginvestasikan ditanahleluhur ini, bahkan mungkin terkadang akan berkurang, sedikit ada batusandungan, namun harus diketahui, aset diluar pun juga tidak ada bedanya, takada yang menjaminnya 100%. 

Setiap satu tindakan akan menimbulkan perubahan, meskipun itusebuah tindakan kecil. 

Berjalan-jalanlah disekitar lingkungan, amati disekitar tempat tinggal.Berjalan lebih jauh dan pandangi lebih luas lagi, hingga  dalam hati timbul beragam tanya, Adakahsedikit hal yang dilakukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline