Lihat ke Halaman Asli

Dwi M

Trader, Expert Advisor coder, Blogger. Mantan Pramuka. Mantan Pecinta Alam.

Menjelang Peluncuran Rupiah Digital Tahun 2022

Diperbarui: 19 Maret 2022   23:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: pantau.com

Teman-teman, saya kasih bocoran dari sekarang. Uang kertas dan uang logam akan mulai hilang, simpan sebagian uang ini sebagai koleksi dan kenang-kenangan untuk anak cucu kita. Bank Indonesia pasti akan meluncurkan Rupiah Digital, dan kelak uang kertas di Indonesia dan di dunia akan menjadi sejarah saja.

Jadi ada yang namanya Rupiah Digital. Ini berbeda jauh dengan yang namanya Gopay, Ovo, apalagi ShopeePay kesayangan emak-emak yang banyak diskonnya itu. Kalau Gopay itu disebut wallet atau uang elektronik. Tapi basisnya tetap Rupiah, mengacu ke Rupiah sekarang. Nah, Rupiah Digital ini dikeluarkan oleh Bank Sentral suatu negara. Istilahnya bisa teman-teman googling sendiri, yaitu CBDC atau Central Bank Digital Currency. Dan kemungkinan akan menggunakan teknologi BlockChain yang dipakai oleh mata uang Kripto saat ini. Gopay dan Ovo tidak memakai BlockChain lho ya, sedangkan Rupiah Digital ini pakai BlockChain.

Apa impactnya untuk kita ? Penggunaan Rupiah Digital akan mengubah banyak kebiasaan transaksi kita. Uang kertas dan uang logam akan semakin jarang dipakai, dan nanti akan hilang. Profesi Teller di bank akan hilang, saat ini sudah ada bank-bank yang mengurangi cabang dan tellernya. Layanan Money Changer akan hilang, karena transaksi digital mata uang lintas negara akan semakin dipermudah, dengan sekuriti yang semakin diperkuat.

Ngomogin transaksi lintas negara, saat ini saja kalau kita bepergian ke Malaysia atau Thailand, sudah nggak perlu banyak-banyak tukar uang di money changer. Di ketiga negara ini sudah bisa transaksi memakai QRIS. Kalau belanja di Thailand, scan saja QR code belanjaan dengan aplikasi mBCA, nanti pasti nyambung dan terbayar dengan mudah. Turis-turis dari China yang datang ke Bali sudah bisa belanja langsung memakai aplikasi Alipay, seperti mereka belanja di negara mereka sendiri. Konon kalau kita jalan-jalan ke Cina, sudah mulai susah naik taxi atau belanja memakai uang kertas. Mereka bingung kembaliannya, karena penduduknya sudah terbiasa scan sana scan sini dan tidak memikirkan kembalian. Jadi nanti yang namanya 'kembalian' hanya akan dikenang oleh kita generasi tua.

Balik ke Rupiah Digital. Apakah sudah ada negara lain yang memakai mata uang digital ? Saya baca China sudah menerapkan Yuan Digital, dan pembayaran gaji pegawai negeri sudah ditransfer ke Yuan Digital. Maka mau tidak mau masyarakat China sudah beradaptasi memakai Yuan Digital. Dan setahu saya, Indonesia dan negara-negara lain mengikuti perkembangan Yuan Digital ini dengan cermat sebelum diaplikasikan ke negara masing-masing.

Kalau kita ngerumpi soal mata uang Yuan milik China, ada semacam berkah terselubung dengan adanya serangan Rusia ke Ukraina. Karena jaringan SWIFT ke Rusia diblokir, maka transaksi Rusia ke China meningkat. Minggu lalu saya lihat grafik transaksi dalam Yuan naik pesat. Dan kabarnya Saudi Arabia menyetujui pembelian minyak dalam mata uang Yuan. Ekonomi dunia sedang bergerak ke Timur, China akan menjadi poros ekonomi masa depan. Tahun lalu ketika Yuan Digital diluncurkan, saya tebak Indonesia pasti akan meluncurkan Rupiah Digital. Ternyata Gubernur BI mengatakan di tahun 2022 Rupiah Digital akan diluncurkan.

Saya mau mengumpulkan uang-uang kertas yang lecek dulu ah, akan saya setrika supaya rapi. Kalau perlu dilaminating. Nanti akan saya pamerkan ke cucu-cucu saya di masa depan.

Dwi Malistyo

----

Gubernur BI Sebut Rupiah Digital Diluncurkan di 2022

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline