Lihat ke Halaman Asli

Tren Gula Cair Kian Marak, Amankah bagi Kesehatan Tubuh? Simak Ulasannya di Sini

Diperbarui: 23 Oktober 2022   15:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi minuman dengan pemanis tambahan (freepik/topntp26)

Gula cair saat ini banyak digunakan di berbagai industri makanan dan minuman kekinian. Penggunaan gula cair dianggap lebih praktis daripada gula meja biasa. Meski demikian, mengkonsumsi gula dalam bentuk cair rupanya jauh lebih buruk daripada mendapatkannya dari makanan padat atau gula tambahan. 

Simak ulasan berikut ini tentang bagaimana gula cair memengaruhi berat badan, gula darah, dan risiko penyakit jantung serta rekomendasi apa yang harus dikonsumsi sebagai pengganti gula tambahan.

Apa itu gula cair?

Gula cair adalah gula yang kita konsumsi dalam bentuk cair dari minuman seperti gula soda manis. Gula dalam minuman seringkali sangat terkonsentrasi dan mudah dikonsumsi dalam jumlah besar tanpa merasa kenyang. Beberapa contoh minuman yang dimaksud seperti soda dan fruit punch. 

Selain itu, masih banyak minuman manis lainnya seperti jus buah yang biasanya dianggap sebagai pilihan yang lebih sehat, bahkan variasi minuman tanpa tambahan gula dapat memiliki kandungan gula dan kalori yang sama tinggi dengan minuman manis. Terlebih lagi, asupan jus buah yang tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan yang sama seperti minum minuman manis.

Berikut contoh kandungan kalori dan gula dalam 12 ons (355 mL) pada beberapa minuman tinggi gula yang populer:

  • Soda: 151 kalori dan 39 gram gula
  • Es teh manis: 144 kalori dan 35 gram gula
  • Jus jeruk tanpa pemanis: 175 kalori dan 33 gram gula
  • Jus anggur tanpa pemanis: 228 kalori dan 54 gram gula
  • Fruit punch: 175 kalori dan 42 gram gula
  • Limun: 149 kalori dan 37 gram gula

Apa perbedaan gula padat dan gula cair?

Masalah utama dengan kalori gula cair adalah otak kita tidak mencatatnya seperti halnya kalori dari makanan padat. Meminum kalori tidak menimbulkan sinyal kenyang yang sama seperti memakannya. Akibatnya, kita tidak mengimbanginya dengan makan lebih sedikit makanan lain di kemudian hari.

Bentuk buah padat dan cair bahkan mempengaruhi tingkat rasa lapar secara berbeda. Sebagai contoh, orang mengonsumsi apel utuh, saus apel, atau jus apel. Baik diminum ataupun kudapan, jus apel terbukti paling tidak mengenyangkan, sedangkan buah utuh paling memuaskan nafsu makan.

Apa yang terjadi apabila mengkonsumsi gula cair dalam jumlah besar?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline