Lihat ke Halaman Asli

Pola Pikir Al-Kindi di Bidang Agama

Diperbarui: 8 Mei 2022   16:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Al-Kindi adalah sosok filsuf pertama dari kalangan islam sekaligus tokoh penggerak di bangsa  Arab, hingga sering disebut Bapak Filsafat Arab.

Ia juga diakui sebagai salah satu filsuf Arab paling berpengaruh karena banyaknya karya-karya yang dilahirkan.

Selain menulis bidang filsafat, Al-Kindi juga ahli dalam bidang metafisika, etika, logika dan psikologi, hingga ilmu pengobatan, farmakologi, matematika, dan astrologi.

Al-Kindi lahir pada 801 di Kufah, Irak, dari keluarga bangsawan Suku Kinda, yang masih keturunan dari kepala suku al-Ash'ath ibn Qays, yang hidup sezaman dengan Nabi Muhammad.

 Ayah Al-Kindi, Ishaq, merupakan Gubernur Kufah, yang membimbingnya sejak pendidikan pertamanya di Kufah. Ia kemudian melanjutkan studinya di Bagdad, di bawah naungan Khalifah Abbasiyah, Al-Ma'mun (813-833) dan Al-Mu'tasim (833-842).

Berkat kemahiran nya yang menonjol saat di bagdad, Al-Kindi diperkerjakan di House of Wisdom, salah satu penerjemahan teks-teks filosofis dan ilmiah dari bahasa Yunani ke bahasa  Arab.

Semasa hidupnya, Al-Kindi diperkirakan menulis setidaknya 260 buku yang mengulas berbagai bidang. Sebanyak 32 buku membahas geometri, 22 buku filsafat, 22 buku kedokteran, sembilan buku terkait logika, dan 12 buku fisika. Sayangnya, banyak karyanya yang telah hilang sebagai akibat dari ekspansi bangsa Mongol. Bahkan 24 karyanya ada yang baru ditemukan pada pertengahan abad ke-20 di perpustakaan Turki.

 Di bidang matematika, Al-Kindi memainkan peran penting dalam memperkenalkan angka India ke dunia Islam. Ia juga menerapkan matematika, khususnya konstruksi geometris, dalam menjelaskan fenomena optik, seperti perspektif visual, bayangan, pembiasan, dan refleksi.

Disisi lain dalam menjelaskan tentang Tuhan, Al-Kindi berpendapat bahwa Tuhan adalah kebenaran dari semua kebenaran, atau puncak dari kebenaran. Ia juga berpendapat bahwa keteraturan dan rencana-rencana alam tidak mungkin terjadi tanpa adanya zat yang tidak terlihat. Alam semesta yang dimana manusia menetap, menurut Al-Kindi adalah karya Tuhan, yang juga berperan dalam menjaga dan memfasilitasi ketersediaan di alam.

 Adapun karya terkenal Al-Kindi dalam bidang astronomi berjudul On Rays, yang melihat astrologi sebagai ilmu rasional. Al-Kindi juga memiliki karya paling penting di bidang kedokteran berjudul De Gradibus, di mana ia mendemonstrasikan penerapan matematika pada kedokteran, khususnya di bidang farmakologi. Misalnya, ia mengembangkan skala matematika untuk mengukur kekuatan obat dan menggunakan fase bulan untuk menentukan hari-hari paling kritis dari penyakit pasien. Selain itu, Al-Kindi juga mempunyai karya yang menjelaskan dimana proses penyulingan untuk mengekstraksi minyak mawar dan menyediakan resep untuk 107 jenis parfum berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline