Lihat ke Halaman Asli

Nikkei Index, Apa Itu? (Asia Stodex - 2)

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Nikkei 225

Dalam lingkup bisnis investasi di Perdagangan Berjangka di Indonesia, untuk variant produk investasi dari jenis index, yaitu Stock Index Asia / Asia Stodex, selain Hangseng Index (HSI) – Hong Kong dan KOSPI (Index Korea), yang paling banyak diminati oleh para investor Indonesia adalah Index Nikkei - Jepang, yang dikenal dengan Nikkei 225. Karena fluktuasi pergerakan harganya cukup menjanjikan untuk take profit secara significant.

Saat ini, ekonomi Jepang adalah kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, dimana sangat berpengaruh terhadap perputaran ekonomi dunia, dengan nilai Produk Domestik Bruto sebesar US$ 2,6 triliun (2006), meskipun masih terus ditempel dengan ketat oleh pesatnya kemajuan ekonomi China. Oleh karena itu, index saham di Jepang, dengan patokan harga utamanya - index Nikkei 225, juga sangat mempengaruhi pergerakan bursa di kawasan Asia, sehingga index Nikkei 225 adalah index yang paling diperhatikan oleh investor-investor saham di Asia.

Nikkei 225 adalah index saham utama, yang terdiri dari 225 buah saham unggulan / blue chip dari 225 perusahaan terkemuka di Jepang, yang terdaftar di papan atas dan yang paling aktif diperdagangkan di Bursa Efek Tokyo – Tokyo Stock Exchange (TSE). Index Berjangka dan barometer dari aktivitas bursa saham Jepang yang tertua, index Asia yang paling terkenal.

Nikkei 225 merupakan index harga rata-rata – tertimbang (unit yen), berdasarkan pada harga / nilai nominal saham masing-masing, digunakan sebagai index pengukur pergerakan harga saham, indikator utama dan terbaik sampai saat ini bagi perekonomian Jepang, yang menunjukkan pergerakan harga yang terjadi di TSE dan menjadi pertukaran terbesar di Asia.

Selain menetapkan prioritasnya di Asia, Index ini juga telah berkembang menjadi salah-satu Stock Index Berjangka terbesar di dunia, yang diperkenalkan dan diperdagangkan pertama kali di bursa Jepang pada 1 Mei 1949, dengan nilai awal sebesar 176,21 yen. Dikarenakan pesatnya pertumbuhan ekonomi Jepang pasca perang dunia kedua, maka Index Nikkei banyak diminati di pasar-pasar berjangka dunia.

Nikkei 225, yang dulunya bernama Nikkei Stock Average, dimiliki oleh sebuah perusahaan yang bergerak di bidang informasi, yaitu surat kabar Nihon Keizai Shimbun, Inc. (Nikkei), yang cukup disegani, yang berdiri sejak 1876, dengan oplah terbesar di dunia. Dan merupakan sumber informasi utama bagi para pelaku bisnis dan para pengambil keputusan.

Nikkei 225 dihitung setiap hari oleh Nihon Keizai Shimbun sejak 7 September 1950. Secara resmi ditugaskan menghitung sejak 1971 dan retroaktifnya dihitung kembali sampai dengan 16 Mei 1949. Paling banyak dikutip oleh ekuitas Jepang. Mirip dengan Dow Jones Industrial Average (DJIA). Atau dengan kata lain, Nikkei 225 adalah versi Jepang dari DJIA. Selanjutnya, dikenal sebagai “Nikkei Dow Jones Stock Average” 1975 - 1985. Namun tidak sepenuhnya seperti Dow Jones, Nikkei 225 dirancang untuk mencerminkan pasar Jepang secara keseluruhan, dimana tidak ada bobot industri yang spesifik. Stock split, kepindahan dan penambahan unsur, adalah dampak atas bobot efektif dari saham individu dan saham pembagi.

Metode penghitungannya menggunakan Weighted Averaged Method, seperti metode penghitungan Dow Jones Index, yang telah digunakan sejak 1950. Pergerakan Nikkei 225 juga berkorelasi kuat dengan pergerakan index saham National Association of Securities Dealers Automated Quotation (NASDAQ).

Index rata-rata Nikkei pernah mencapai nilai tertinggi sepanjang masa pada 29 Desember 1989 di level 38,957.44, sebelum akhirnya ditutup pada level 38,915.87. Nilai index yang tinggi di abad 21 adalah sedikit di atas 18.300.

Nikkei 300

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline