Lihat ke Halaman Asli

Classic Disco? Oh Yeaaahh!

Diperbarui: 4 April 2017   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel


Check satu nomor disco berikut, oke banget:

Sumber: YouTube; fritz5152 November 10, 2009La Bionda - One for you, one for me 1978


 

Classic Disco? Oh Yeaaahh! Itulah ungkapan spontanitas saya, jika ada teman-teman yang mengajak saya berdisko klasik di klub-klub di Jakarta, atau hanya memutar mp3-nya, atau sekedar berdiskusi tentang musik disco saja, saya senang sekali.


 

Ya, musik disco adalah salah satu genre musik yang saya suka. Lagu, komposisi,  irama, beat dan aransemennya terdengar serasi dan enak sekali, asyik untuk bergoyang, terutama lagu-lagu disco era '70-an dan '80-an, dengan; Bola disco gemerlapan, baju ketat, rambut kribo, celana cutbray, penampilan kinclong dan sepatu roda, yang mana atribut-atribut tersebut mewakili genre-nya pada masa itu.


 

Disco di era '90-an awal masih okelah. Namun pada era seterusnya, disco sudah memasuki sub-genre baru, yakni; house music, dan untuk disco genre ini saya sudah tidak suka lagi, karena saya sudah sulit untuk bisa menikmatinya. Menurut saya, disco pada genre house ini telah banyak meninggalkan manisnya irama disco, dan beat-nya dibuat untuk bisa menyesuaikan pada kebutuhan otak orang akan beat dalam keadaan pengaruh psikotropika. Dan orang yang otaknya sedang dalam pengaruh psikotropika, maka disco house ini akan bisa dinikmati.


 

Dulu, sekitar '75 - '80, sewaktu saya masih anak-anak, kalau Bapak dan Ibu saya sedang pergi, saya mengumpulkan teman-teman di rumah dan mengajak mereka berdisco. Lalu saya bikin minuman es sirup dan menyediakan makanan ringan untuk teman-teman saya. Ceritanya kepingin bikin pesta-pestaan. Lagu disco yang saya putar waktu itu adalah: Funky Town (Lipps Inc.), One for you, one for me (La Bionda), Falling in love with Summertime (Tina Charles), River of Babylon (Boney M),  Mandolay, Plastic Doll, dan lain sebagainya. Menikmati sekali saya dan teman-teman waktu itu. Sebuah kenangan yang indah.


 

Disco adalah musik yang dinamis, iramanya sanggup menggerakkan seluruh anggota badan. Disco dance bisa digunakan untuk berolah-raga. Jika kita berdisco, dijamin pasti keringatan, semua otot-otot bergerak meregang, tubuh menjadi tambah atletis. Sangat menyehatkan. Bahkan Para dokter di Amerika Serikat telah mendapati manfaat dari disco bagi kesehatan, bahwa salah satu lagu disco, yakni; "Stayin' Alive" dari Bee Gees pada 1977, merupakan irama lagu dengan beat yang ideal untuk diikuti saat menampilkan tekanan/pompaan pada dada korban serangan jantung, di monitor CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation). Asosiasi Jantung Amerika Serikat menentukan kompresi pada dada di monitor CPR, idealnya adalah sebesar 100/menit, sedangkan lagu disco di atas beatnya, yakni 103/menit. Dekat sekali, kan?

 


Sekilas Disco


Dulu, disco diklaim sebagai musiknya kaum homo di Amerika Serikat. Di dalam bar atau diskotek, para gay sudah berani secara terbuka mengekspresikan identitas seksualnya.

Simon Frith berkata dalam buku Sound Effects; "Youth, Leisure, and the Politics of Rock ‘n' Roll", disko itu musik dengan bar tunggal, mobilitas seksual, pengelanaan heteroseksual, masa bebas akhir pekan, dan fantasi-fantasi yang fana.

Dansa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline