"Antara rasional dan hati, saya memilih mendukung dengan hati".
Saya tergelitik merenungkan pernyataan Mbak Yenny Wahid itu. Karena ternyata ia memilih dengan hati sebagai alasan kenapa mendukung Ganjar - Mahfud.
Kenapa yang diambil sebagai diksi adalah "rasional"? Saya jadi membayangkan, karena suami mbak Yenny adalah kader Partai Gerindra, dan tercatat sejak Januari 2023 yang lalu masuk PSI.
Kita ketahui, PSI sekarang ini di bawah komando Kaesang Pangarep. Tentu saja, ia dan parpol barunya itu akan mendukung Gibran Rakabuming kakaknya.
Artinya, bahwa secara rasional, mbak Yenny bisa saja ikut pilihan partai suaminya. Tetapi, toh, ia memutuskan ingin mendukung pasangan Ganjar - Mahfud.
Mbak Yenny sendiri pernah dilamar Anies Baswedan dan Prabowo Subianto agar bersedia mendukung mereka. Tetapi belum diiyakan tawaran itu dengan berbagai alasan.
Sungguh mengejutkan, ternyata dukungan itu diaklamasikan dengan pidato yang terbuka bahwa ia sekeluarga dan kader Gus Dur mendukung pasangan Gama karena pilihan hati.
Meski Mbak Alissa Wahid, adik Mbak Yenny pernah mengatakan bahwa Gusdurian bersikap netral dalam Pemilu ini. Tapi saya rasa, melihat konteks keadaan yang kacrut begini, mana bisa orang intelektual bersikap netral.
Kalau pun boleh saya tafsirkan, pilihan Mbak Yenny itu lebih disebabkan karena desakan pemikiran dari seorang intelektual. Saya meyakini, para Gusdurian pun pada akhirnya akan bersikap seperti itu. Memihak dan mendukung Ganjar - Mahfud.
(Dwi Klik Santosa)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H