Lihat ke Halaman Asli

Rocky Gerung Main Drama untuk Siapa

Diperbarui: 4 Agustus 2023   09:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rocky Gerung Main Drama untuk Siapa

Orasi Rocky Gerung yang "membajingan-tololkan" Presiden Jokowi itu berdefinisi kritik atau menghina?

Kalau itu dianggap sebagai kritik dan boleh dilakukan, saya rasa akan semakin banyak orang terinpirasi untuk melakukan hal serupa. Apalagi itu ditujukan kepada kepala negara?

Memang aneh, kenapa sebutan "dungu" kepada presiden selama ini dianggap biasa saja? Sehingga karenanya sekarang ia berani meningkatkannya menjadi "bajingan tolol", dan bahkan "bajingan pengecut".

Kenapa kepada seorang Jokowi yang bukan koruptor dan justru disayang lebih dari 80 persen rakyat Indonesia, dimanapun kesempatan, ia melesakkan hinaan itu?

Kenapa Rocky tidak membajingan-tololkan para koruptor proyek BTS Kominfo, karena sudah jelas memang berlaku bangsat dan jahanam. Dan juga, kenapa daya kritisnya tidak lekas membaui adanya hal yang ganjil dari pembelian pesawat rongsok yang menghabiskan angka fantastis hingga 8 trilyunan itu?

Tentu sekelas dia sebagai filsuf mudah saja membaui ada yang ganjil dan bisa jadi bosok. Sehingga "kritik" sebagai dalih yang bisa jadi menjadikannya kondang itu bisa lebih sadis lagi jika akan dibandingkan dengan sekadar dungu. Bahkan lebih dahsyat dari bajingan tolol.

Sebenarnya Rocky Gerung sedang memainkan peran apa? Kita pantas bertanya. Rocky Gerung sedang bermain drama untuk siapa? Kenapa seakan-akan ia kebal hukum? Bukankah hinaan kepada kepala negara yang seperti itu sudah kelewat batas?

Kita pantas mengingat peristiwa Pilpres 2019, kenapa sewaktu Ratna Sarumpaet memerankan drama oplas yang membahayakan itu Rocky Gerung tidak kritis. Padahal menurut saya, kata-kata "Bajingan Tolol" itu punya tempatnya yang pas dan sesuai ke banyak orang yang terlibat.

Bahkan kepada Rocky sendiri. Karena ia merasa filsuf dan boleh bersikap sadis kepada presiden, tapi diam saja, melihat sesuatu yang bosok terjadi di lingkup sekitarnya. Tentu wajar saja jika kita mempertanyakan ada di pihak mana si Rocky ini?

Kalau waktu itu kita sama-sama tahu, Rocky ada di pihak mana. Karena ia disebutkan menjadi salah satu calon menterinya kabinet Prabowo-Sandi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline