Badai Hujan? Bukan, Indonesia Darurat Badai PHK
Hidup adalah sebuah proses belajar dan berjuang. Dalam artian, berjuang untuk hidup, dan belajar untuk berjuang. Dalam kehidupan yang hanya sekali ini, sering kali kita temukan seorang yang berjuang demi keluarga tercinta. Berjuang dalam keringat yang membasahi tubuh, dan panas matahari yang menyengat kulit. Itu dilakukan hanya untuk keluarga tercinta.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, manusia harus bekerja. Baik bekerja untuk diri sendiri ataupun keluarga. Dikalangan masyarakat Indonesia, bekerja adalah suatu hal yang harus dilakukan.
Namun, apajadinya ketika fenomena badai PHK terjadi?
Bakal banyak pengangguran baru yang tercipta dari buruknya sistem yang ada.
Dari tahun 2022 sendiri, jumlah PHK masal terus bertambah. Bahkan pada tahun 2024 ini, dari bulan Januari sampai dengan Juni, tercatat sebanyak 32.064 jiwa sudah terkena PHK. Ini jumlah yang tidak sedikit, mengingat sebagian dari mereka adalah pejuang dari keluarganya.
DKI Jakarta adalah daerah paling banyak terdampak PHK pada bulan Juni.
Sebenarnya banyak faktor yang menjadikan badai PHK ini terjadi. Meningkatnya inflasi dan nilai tukar rupiah, menjadikan perusahaan-perusahaan raksasa ataupun mikro terkena dampaknya.
Solusinya pun belum ada sampai saat ini. Badai PHK yang terus saja meningkat, membuat para pekerja semakin khawatir. Bukan tidak mungkin, saya ataupun anda menjadi sasaran selanjutnya.
Pemerintah tidak bisa diam saja. Harus ada langkah cepat untuk menanggulangi ini. Agar, keseimbangan ekonomi di Indonesia tetap terjaga. Dan perputaran ekonomi terus berputar.