Lihat ke Halaman Asli

Puisi-Puisi tentang Mimpi Penyair Edgar Allan Poe

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Edgar Allan Poe, penulis kondang Gerakan Romantik Amerika, dalam sebuah karyanya menulis, "Jauh ke dalam kegelapan yang mengintip, lama aku berdiri di sana, bertanya-tanya, takut, meragukan... memimpikan mimpi tidak ada manusia yang berani bermimpi sebelumnya."

Lahir pada 19 Januari 1809, Edgar Allan Poe meninggal pada usia muda, 40 tahun, pada 7 Oktober 1849 lantaran sebab-sebab yang kurang jelas. Poe bukan saja termasyur sebagai penyair besar. Ia juga seorang cerpenis, kritikus sastra, editor dan salah satu pemimpin Gerakan Romantik Amerika. Ia juga dikenal sebagai salah satu pelopor penulisan cerita pendek di Amerika, dan perintis karya fiksi detektif dan kriminal. Di samping itu, Poe adalah penulis terkenal Amerika pertama yang mencoba mencari nafkah melalui tulisan saja. Lebih jauh tentang riwayat Edgar Allan Poe, sila klik http://en.wikipedia.org/wiki/Edgar_Allan_Poe.

Tentang puisi-puisi bertema 'mimpi', sekurang-kurangnya Poe telah menulis 4 (empat) buah syair. Keempat buah puisi-puisi romantik mimpi penyair Edgar Allan Poe dimaksud, yaitu: A Dream, Dreamland, Dreams, dan Dream Within a Dream.

Untuk memahami makna tersurat dan tersirat dari puisi-puisi terkenal dari seorang penyair ternama, maka kita musti melihat latar belakang peristiwa dan seting sejarah tatkala sang penyair itu hidup. Dengan memahami kisah hidup seorang penyair dan latar peristiwa yang menyertainya, maka puisi yang kita cerna menjadi hidup. Seakan-akan kita sendiri juga terlibat didalamnya.

Puisi 'Aku' karya Chairil Anwar, misalnya, diksi "aku mau hidup seribu tahun lagi" yang tersemat akan merasuk sukma manakala kita memahami kisah hidup Chairil Anwar dan suasana revolusi kemerdekaan Indonesia yang menggelegak saat itu. Demikian pula, puisi-puisi karya Edgar Allan Poe, musti dilihat dari konteks kisah hidup Poe yang sulit secara ekonomi lantaran ia hanya mengandalkan menulis untuk mencari nafkah, dan latar belakang suasana perbudakan menjelang pecahnya Perang Saudara Amerika.

***

Mimpi sendiri, meminjam definisi dari Wikipedia, adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat. Sementara, konteks puisi-puisi bertema 'mimpi' dari Edgar Allan Poe bukan dalam pengertian leterlek di atas, namun dalam pengertian luas.

Pada larik puisi-puisi 'mimpi'-nya, Poe bersaksi bukan saja kemuraman dan kepedihan hidup yang dialaminya. Namun juga tentang harapan-harapan, cita-cita, cinta, alam sekitar, tanah impian, Sang Maha Pencipta dan sebagainya. Dalam puisinya bertajuk 'Dreams', Poe menyatakan bahwa kehidupan masa mudanya adalah mimpi abadi.

Walaupun ia sudah tiada, puisi-puisi yang diciptakannya masih menyinari kita. Kahlil Gibran, penyair kenamaan Lebanon pun pernah berujar, "Banyak bintang telah menghilang beberapa masa lampau, akan tetapi cahayanya masih menyinari kita." Di jagat sastra, Poe adalah salah satu bintang bersinar tersebut....

Baiklah, saatnya kita meresapi dua buah puisi tentang 'mimpi' dari Edgar Allan Poe berikut:

A Dream Within a Dream

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline